21 Perbedaan Cara Pikir Miliarder dan Orang Biasa (II)

Sociopreneur, pilihan untuk menjadi pengusaha yang tak hanya memikirkan keuntungan pribadi.
Sumber :

VIVAnews - Miliarder wanita dunia asal Australia, Gina Rinehart, memberikan pernyataan keras kepada media dengan mengatakan kalangan kelas menengah terlalu cemburu dengan orang-orang kaya.

Gina yang tengah terlibat kasus hukum perebutan harta warisan ini menganggap kalangan kelas menengah lebih banyak menghabiskan waktunya untuk minum-minum, merokok, dan bersosialisasi dibandingkan bekerja keras guna mengumpulkan kekayaannya.

Pengarang buku How Rich People Think, Steve Siebold, yang telah mewawancari miliarder hampir tiga dekade mencoba mencari tahu sesuatu yang membuat kalangan super kaya ini seolah terpisah dengan kalangan lain.

Dikutip dari Business Insider, perbedaan sebetulnya terletak pada uang itu sendiri. Ini adalah mengenai mentalitas.

"Kalangan kelas menengah sering menasihati untuk bahagia dengan apa yang dimiliki," kata Steve. "Secara keseluruhan, banyak orang yang merasa ketakutan bila ingin berkaitan dengan uang".

Berikut adalah 21 perbedaan cara berpikir para miliarder dan orang-orang biasa: (Untuk melihat 10 cara pikir lainnya, klik ).

11. Orang biasa menilai pasar modal dikendalikan oleh logika dan strategi. Orang kaya tahu bahwa pasar modal dikendalikan emosi dan keserakahan.

Sukses investasi di bursa saham tak selalu hanya berdasar formula hitung-hitungan matematika. Orang kaya justru menilai faktor utama yang mengendalikan pasar keuangan adalah ketakutan dan keserakahan. "Mereka memasukkan faktor ini pada perdagangan dan tren pasar modal," kata Siebold.

Pengetahuan mengenai sifat alami manusia dan dampak overlap pada perdagangan pasar modal memberikan investor keuntungan strategis dalam membangun kekayaan lebih besar melalui leverage.

12. Orang biasa hidup di atas kebutuhan mereka, orang kaya justru sebaliknya.

Orang kaya hidup di bawah standar kebutuhannya, bukan karena mereka cerdas. Namun, karena mereka membuat banyak uang untuk hidup mewah di saat mengantongi pasokan layaknya seorang raja di masa mendatang.

13. Orang biasa melatih anaknya untuk bertahan. Orang kaya melatih anaknya untuk menjadi kaya.

Kalangan orang kaya melatih anak-anaknya sejak usia dini dengan mengenalkan konsep berpunya dan tak berpunya. Meski banyak orang yang berpendapat bahwa Siebold mengakui dirinya mendukung ide elitism tersebut, dia menolak pandangan itu.

"Masyarakat selalu mengatakan orang tua mengajarkan anaknya untuk melihat ke bawah (masyarakat yang lebih miskin). Itu tak semuanya benar," kata Siebold. "Apa yang mereka ajarkan pada anaknya adalah melihat dunia melalui mata yang lebih objektif."

14. Orang biasa memiliki uang yang membuatnya stres. Orang kaya mencari kedamaian pikiran dalam kekayaan.

Alasan mengapa orang kaya mendapat kekayaan lebih banyak adalah mereka tidak takut untuk mengakui bahwa uang bisa membuat masalah selesai.

"Kalangan menengah melihat uang sebagai kebutuhan yang tak pernah ada habisnya, sehingga harus memenuhi sepanjang hidup".

15. Orang biasa memilih terhibur daripada terdidik. Orang kaya justru sebaliknya.

Umumnya orang-orang kaya tak banyak berinvestasi dalam bentuk pendidikan formal. Justru yang mereka lakukan adalah belajar sepanjang waktu, kendati masa pendidikan telah usai.

"Ketika masuk ke rumah orang kaya, hal pertama yang Anda lihat adalah ruang perpustakaan mahal berisi buku-buku yang telah membuat mereka menjadi sukses".

16. Orang biasa berpikir orang kaya adalah sombong. Orang kaya hanya ingin dikelilingi oleh golongan yang memiliki pemikiran sama.

Mentalitas negatif dari uang yang telah meracuni kalangan kelas menengah membuat kalangan orang kaya memilih untuk bergaul dengan masyarakat yang sama dengan mereka.

"Orang kaya tak bisa menerima pesan mengenai kiamat dan kegelapan," kata Siebold.

17. Orang biasa fokus pada menabung. Orang kaya fokus pada pendapatan.

Siebold berteori, kalangan orang kaya memfokuskan dirinya memikirkan cara meraih untung dari risiko yang diambil. Langkah ini lebih dipilih daripada menyimpan uang yang telah diterimanya.

18. Orang biasa bermain aman dengan uangnya. Orang kaya tahu kapan waktunya mengambil risiko.

19. Orang biasa senang kenyamanan. Orang kaya mencari kenyamanan dalam ketidakpastian.

Bagi sebagian orang, dibutuhkan keberanian yang sangat besar untuk menjadikan risiko sebagai jalan menjadi miliarder. Tantangan yang bagi kalangan kelas menengah akan menciptakan posisi tak nyaman.

"Kenyamanan fisik, psikologis, dan emosi merupakan tujuan utama dari pemikiran kalangan kelas menengah".

20. Orang biasa tak pernah mengaitkan uang dan kesehatan. Orang kaya tahu bahwa uang bisa menyelamatkan hidup.

Di saat sebagian besar masyarakat AS berselisih mengenai isu Obamacare dan jaminan asuransi kesehatan perusahaan, kalangan super kaya justru mendaftar layanan kesehatan super elite.

Orang kaya ini menjadi anggota dari asuransi yang memberikan jaminan 24 jam yang hanya bisa diakses segelintir masyarakat.

21. Orang biasa percaya bahwa mereka harus memiliki keluarga bahagia atau menjadi kaya. Orang kaya tahu bagaimana mendapatkan semua itu.

Ide mengenai kekayaan akan memunculkan waktu berkumpul keluarga yang mahal, tak lain hanya sebuah pembiaran. Orang kaya berpikir Anda bisa memiliki semuanya jika melakukan pendekatan pada tantangan itu dengan pikiran penuh cinta dan kekayaan. (art)

Bukan Dibakar, Begini Cara Buktikan Keaslian Madu Murni
Dude Harlino dan Alyssa Soebandono Menyambut Anggota Keluarga Baru

Terpopuler: Artis Keturunan Darah Biru sampai Proses Kelahiran Anak Perempuan Alyssa Soebandono

Round-up dari kanal Showbiz pada Kamis, 25 April 2024. Salah satunya tentang cerita dari prosesi kelahiran anak perempuan pertama Alyssa Soebandono.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024