- VIVAnews/Alfin Tofler
VIVAnews - Untuk menjaga kualitas mutu bubur ayamnya, Muhamad Suci Mardiko menetapkan standar yang sama tiap outlet di berbagai wilayah di Indonesia. ini rutin mengirimkan racikan bumbu kepada pewaralabanya.
"Mereka yang merasakan bubur saya di Kalimantan haruslah merasakan rasa yang sama dengan mereka di Sumatera dan Jakarta," ujar Suci kepada VIVAnews, beberapa waktu lalu.
Pria lulusan Institut Teknologi Sepuluh Nopember ini mengungkapkan bubur merupakan jenis kuliner yang cepat basi jika didistribusikan secara langsung. Untuk itu, ia mengajarkan kepada pewaralabanya untuk membuat buburnya sendiri.
“Jadi, buburnya diproduksi secara lokal. Kami hanya beri bumbu racikan dan bagaimana caranya, mereka yang mempraktikkan," ujarnya.
Pihaknya rutin mengirimkan bumbu untuk bubur, topping, dan bumbu kuah bubur kepada pewaralabanya. Hal itu yang membuat standar semua outlet sama. "Mungkin hanya beras yang berbeda, untuk topping, mereka tinggal mengukusnya," ujarnya.
Suci merupakan pemiliki waralaba dengan merek Bubur'Qu. Saat ini, ia memiliki 70 outlet Bubur'Qu di seluruh pulau besar di Indonesia, kecuali Papua. Suci rela manajer demi berwirausaha sebagai penjual bubur.
Dia menjelaskan, dalam waralabanya ada dua sistem yang ditawarkan oleh manajemennya, yaitu sistem pengelolaan pribadi atau sistem waralaba autopilot. Sistem waralaba dengan pengelolaan pribadi, menurut Suci, berarti pewaralaba mengelola sendiri gerainya dan keuntungannya sepenuhnya dimiliki pewaralaba.
Sedangkan sistem waralaba autopilot adalah sistem investasi murni, di mana pewaralaba mempercayakan gerainya kepada manajemen dan tiap bulannya keuntungan akan dibagi dua. “Dengan sistem investasi murni, kami perkirakan akan balik modal pada bulan kedelapan. Paling lama mungkin 12 bulan untuk modalnya kembali,” ujarnya.
Untuk memastikan gerainya berjalan dengan baik, Suci mewajibkan pewaralaba mendatangkan trainer yang telah disiapkan. Hal ini dilakukan agar sajian buburnya bisa memiliki standar yang sama. (art)
ISIS Tembaki 20 Pejuang Bersenjata Palestina hingga Tewas di Suriah
Setidaknya 20 pejuang dari Liwa al-Quds, sebuah kelompok bersenjata Palestina yang mendukung tentara Suriah, tewas ketika bus mereka disergap oleh militan tak dikenal.
