Saham Global dan Asia Memburuk

Bursa Saham di Tokyo
Sumber :
  • REUTERS/Yuriko Nakao

VIVAnews - Saham-saham di bursa Asia cenderung melemah pada awal transaksi Selasa 25 September 2012, setelah sentimen data menunjukkan kepercayaan bisnis di Jerman turun pada September. Selain itu, perkiraan laba yang melemah dari Caterpillar Inc, membayangi kekhawatiran tentang perlambatan pertumbuhan global.

Ketidakpastian tentang prospek pemberian dana talangan (bailout) untuk Yunani dan Spanyol, sebagai dua negara yang cukup berisiko selama tiga tahun krisis utang zona euro, ikut memicu keraguan investor.

Indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang turun 0,1 persen. Sementara itu, indeks saham di Australia juga melemah 0,2 persen, dan di Korea Selatan terkoreksi 0,3 persen.

Sementara itu, indeks Nikkei di bursa Tokyo dibuka melemah 0,4 persen, atau menyentuh level terendah satu pekan terakhir. "Data Jerman hanyalah sinyal terbaru dari perlambatan global dan kemungkinan dapat menyeret pasar saham," kata Toshiyuki Kanayama, analis pasar senior di Monex, seperti dikutip Reuters.

Indeks sentimen bisnis Jerman turun untuk lima bulan berturut-turut pada September. Kondisi itu menunjukkan ekonomi di Eropa sedang bergerak lebih dekat menuju resesi, karena krisis utang zona euro masih belum terselesaikan.

Penurunan itu mengarah ke level terendah sejak awal 2010. Komponen outlook juga menyentuh tingkat terburuknya sejak Mei 2009. "Ini memberikan gambaran bahwa prospek pertumbuhan melambat dan menyebar ke Uni Eropa," tulis laporan Barclays Capital.

Sementara itu, di bursa AS, rata-rata saham berakhir melemah, setelah Caterpillar, produsen alat berat, memangkas perkiraan laba 2015. Melemahnya data di Jerman juga meningkatkan kekhawatiran bahwa pertumbuhan global akan tetap melambat.

Beberapa menit sebelum penutupan, Caterpillar memangkas prediksi pendapatannya untukĀ  2015, seiring pelemahan perekonomian dunia. Saham Caterpillar turun 0,9 persen menjadi US$90,87 dan menghambat pergerakan indeks Dow Jones. Pada akhir transaksi, saham Caterpillar jatuh 2,1 persen ke level US$88,99.

Kekhawatiran tentang perkembangan ekonomi global juga tercermin dari pergerakan saham energi dan teknologi. Indeks saham energi S&P turun 0,5 persen, sedangkan S&P di sektor teknologi melemah 0,8 persen.

Meski demikian, indeks S&P 500 berada pada jalur kenaikan 7,6 persen untuk periode kuartalan. Analis mengatakan, investor mungkin sekarang berpartisipasi dalam "window dressing," di mana fund manager menambahkan beberapa saham outperformers terbaru untuk portofolio mereka.

Indeks Dow Jones turun 20,55 poin atau 0,15 persen ke level 13.558,92. Sementara itu, Standard & Poor 500 turun 3,26 poin atau 0,22 persen menjadi 1.456,89. Nasdaq Composite Index juga melemah 19,18 poin atau 0,60 persen menjadi 3.160,78.

Seperti halnya Dow Jones, indeks Nasdaq juga terseret penurunan saham Apple Inc sebesar 1,3 persen menjadi US$690,79. Kekhawatiran muncul bahwa perusahaan tidak dapat menghasilkan ponsel baru dengan cepat cukup untuk memenuhi permintaan.

Kasus Korupsi Gubernur Abdul Gani Kasuba, KPK Cegah Eks Ketua DPD Gerindra Malut ke Luar Negeri
Zulkifli Hasan dan Prabowo

Dukung Presidential Club Ala Prabowo, Zulhas: Ide Bagus, Kepentingan Merah Putih

Usulan Presidential Club ala Prabowo menuai pro dan kontra.

img_title
VIVA.co.id
9 Mei 2024