- VIVAnews/Iwan Kurniawan
VIVAnews - PT Batan Teknologi akan membangun reaktor nuklir sendiri di Indonesia untuk fokus dalam mengembangkan industri pangan, selain membuka pabrik radioisotop di Amerika Serikat.
Selama ini, Batan Tek meminjam reaktor nuklir milik Badan Tenaga Atom Nasional milik Kementerian Riset dan Teknologi RI.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Dahlan Iskan, menjelaskan, pembangunan reaktor nuklir untuk nuklir kedokteran ini akan digunakan untuk sterilisasi produk pangan seperti buah-buahan dan karet (kondom dan sarung tangan karet).
"Selama ini, sterilisasi tidak melalui iradiasi nuklir. Nah, itu akan ditolak dunia dan hanya dengan cara iradiasi nuklir yang hanya diterima pasar dunia," kata Dahlan di Jakarta, Rabu 26 September 2012.
Dahlan menjelaskan, pengawetan dengan cara iradiasi nuklir akan lebih aman dan lebih awet dibandingkan dengan pengawetan konvensional. Ia mencontohkan, jika menggunakan bahan pengawet, cokelat akan awet selama tiga bulan tapi dengan iradiasi nuklir dapat awet hingga sembilan bulan. "Nggak bahaya, malah lebih aman. Misal buah, diawetkan dengan pengawet itu bahaya sekali tapi dengan iradiasi lebih aman," katanya.
"Iradiasi nuklir merupakan revolusi pengawetan dan revolusi iradiasi. Iradiasi nuklir lebih efektif untuk menghapus kuman jamur dan berbagai virus," katanya.