ADB: Outsourcing Masih Dibutuhkan, Asal...

Demo Buruh di DPRD
Sumber :
  • VIVAnews/Fernando Randy

VIVAnews - Asia Development Bank (ADB) menilai pekerja dengan sistem alih daya atau outsourcing masih dibutuhkan selama tidak mengerjakan pekerjaan inti. Jika dikelola dengan baik, outsourcing dapat meningkatkan perekonomian Indonesia dari sektor jasa.

Senior Country Economist Indonesia Resident Mission, Edimon Ginting menjelaskan, outsourcing bertujuan untuk efisiensi perusahaan. "Ada hal-hal penting yang bisa dioutsourcing, seperti cleaning service. Selama tidak core bisnis yang di-outsourcing maka masih perlu," katanya di Jakarta, Rabu 3 Oktober 2012.

Ia menjelaskan outsourcing tidak selamanya jelek, karena di beberapa negara seperti India dan Malaysia memanfaatkan outsourcing untuk membuka lapangan pekerjaan. Banyak perusahaan Amerika Serikat yang membuka back office seperti call center di negara-negara berkembang seperti Filipina dan India.

"Saat ini untuk call center di dunia dikuasai oleh Filipina dan India, karena kedua negara tersebut unggul dalam bahasa Inggris. Khususnya Filipina punya keunggulan lain, yaitu lebih ramah terhadap konsumen," paparnya.

Ia menganalisis maraknya penolakan outsourcing di Indonesia lebih disebabkan UU Ketenagakerjaan tidak jelas mendefinisikan apa itu outsourcing sehingga antara perusahaan dan karyawan mengartikan sendiri. Jika sudah ada dua kepentingan seperti itu,  maka harus ada jalan tengah untuk mencari solusi lebih baik.

"Pendekatan Jokowi selama di Solo itu mungkin bisa digunakan, bagaimana Ia memindahkan pedagang pasar tanpa keributan, itu pembicaraan bipartit yang sangat bagus," katanya.

Sementara itu, Ekonom ADB Priasto Aji mengatakan sektor jasa dapat mendorong  pertumbuhan baru bagi negara berkembang di Asia, termasuk Indonesia. Namun sayangnya di Indonesia sektor jasa belum tergarap dengan baik. Sektor jasa di Indonesia sudah mencapai 40 persen namun output produktivitas per tenaga kerja masih di bawah lima persen. "Bandingkan dengan Hongkong, Singapura dan Taiwan yang produktivitasnya di atas 50 persen," katanya.

Ia mencontohkan India merupakan salah satu negara yang fokus mengembangkan sektor jasa, khususnya di bidang informasi teknologi. India memiliki keunggulan kompetitif dalam bidang teknologi informasi karena mempunyai sumber daya manusia yang memadai dalam sektor tersebut.

Sementara di Indonesia, ada tiga sektor jasa yang potensial dikembangkan yaitu financial service, pembiayaan kapal dan airport. Financial service di Indonesia masih rendah karena kontribusi pelayanan keuangan terhadap PDB baru 30 persen dan 50 persen orang Indonesia belum mempunyai rekening.

Sedangkan pembiayaan kapal, imbuhmya, Indonesia sebagai negara maritim service ternyata belum berkembang dengan baik. "Singapura yang selama ini memanfaatkan pembiayaan kapal dengan baik," katanya.

Untuk pengembangan bandara, imbuhnya, pada awalnya akan membutuhkan biaya impor yang besar. Namun ke depan akan mendatangkan pertumbuhan di sektor jasa yang besar. (umi)

Setengah Penjualan Suzuki Berasal dari Mobil Ini
Rizky Nazar dan Syifa Hadju

Tegaskan Hubungan dengan Syifa Hadju Baik-baik Saja, Rizky Nazar: Tidak Ada Orang Ketiga

Aktor Rizky Nazar akhirnya angkat bicara mengklarifikasi kabar miring tentang dirinya yang diduga telah berselingkuh. Diketahui, hubungan asmara Rizky dengan Syifa Hadju.

img_title
VIVA.co.id
27 April 2024