Jatah Turun, PLN Penerima DMO Batu Bara Terbanyak

Kegiatan penambangan batu bara Adaro Energy
Sumber :
  • Adaro Energy

VIVAnews - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah menetapkan produksi jatah batu bara untuk kebutuhan dalam negeri atau domestic market obligation (DMO) pada 2013 sebanyak 74,32 juta ton. Dibandingkan tahun sebelumnya, porsi jatah dalam negeri ini turun 9,4 persen dari semula 82,07 juta ton.

Sesuai Keputusan Menteri ESDM Nomor 2934 K/30/MEM/2012 tentang Penetapan Kebutuhan dan Persentase Minimal Penjualan Batu Bara untuk Kepentingan Dalam Negeri Tahun 2013, produksi batu bara tahun depan mencapai 366 juta ton. Batu bara itu berasal dari 45 perusahaan PKP2B, 1 perusahaan BUMN, dan 28 perusahaan pemegang izin usaha pertambangan batu bara.

Jemaah Salat Id Bubar, Respons Mabes TNI soal Pengendara Fortuner Ngaku Adik Jenderal

Dalam aturan tersebut, pemerintah mewajibkan 20,3 persen dari total produksi dialokasikan untuk kebutuhan dalam negeri. 

Dirjen Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM, Thamrin Sihite, menjelaskan turunnya porsi DMO batu bara pada 2013 akibat tidak terserapnya DMO batu bara untuk tahun 2012 oleh PT Perusahaan Listrik Negara. "PLN tidak bisa serap, ada PLTU yang tidak jalan," kata Thamrin di Jakarta, Jumat 19 Oktober 2012.

Dengan pertimbangan itu pula, Kementerian ESDM memutuskan untuk menurunkan porsi DMO batu bara 2013. Walau turun, Kementerian ESDM menegaskan komitmennya untuk menyalurkan pasokan DMO ke perusahaan lokal seperti PLN, pabrik semen, pabrik pupuk, dan lainnya.

"Kami undang semuanya, jadi muncul angka ini. Jadi, angka ini berdasarkan kebutuhan dalam negeri," katanya.

Dari kebutuhan batu bara dalam negeri sebanyak 74,32 juta ton, alokasi terbesar masih ditujukan untuk PLN 66,32 persen atau 49,29 juta ton. Diikuti pembangkit listrik swasta sebesar 9,82 persen atau 13,21 juta ton. Alokasi untuk PLN ini turun jika dibandingkan DMO batu bara 2012 sebanyak 57,20 juta ton.

Alokasi terbesar ketiga ditujukan untuk industri semen sebanyak 13,19 juta ton atau 9,8 persen dari alokasi. Sedangkan untuk tekstil dan produk tekstil mendapatkan alokasi batu bara 1,93 persen atau 2,59 juta ton.

PT Kaltim Prima Coal merupakan perusahaan batu bara terbesar yang mengalokasikan batu baranya untuk kebutuhan dalam negeri, yakni sebanyak 10,76 juta ton. Diikuti PT Adaro Indonesia sebanyak 10,1 juta ton, dan PT Kideco Jaya Agung 6,5 juta ton. (art)

Angkasa Pura Indonesia Layani 4,1 Juta Penumpang di Mudik Lebaran 2024
Antrean kendaraan pemudik di Dermaga Pelabuhan Bakauheni, Lampung

Polda Lampung Prediksi Puncak Arus Balik Lebaran di Pelabuhan Bakauheni 13-15 April 2024

Polda Lampung Prediksi Puncak Arus Balik lebaran Lintasi Pelabuhan Bakauheni pada 13-15 April 2024.

img_title
VIVA.co.id
13 April 2024