29 Persen Masyarakat RI Belum Tersentuh Listrik

Inspeksi Penggunaan Listrik Di Rusun Tambora
Sumber :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi

VIVAnews - Hari ini, Sabtu 27 Oktober 2012, bertepatan dengan Hari Listrik Nasional ke-67. Sejak dicanangkan pada 1945, kondisi kelistrikan nasional masih menyimpan beberapa catatan.

Hari Listrik Nasional ini memang bukan hanya milik PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), tapi juga para pemangku kepentingan (stakeholders) kelistrikan dan seluruh masyarakat Indonesia.

Lalu, bagaimana kondisi kelistrikan saat ini?
 
Manajer Senior Komunikasi Korporat PLN, Bambang Dwiyanto, mengatakan, saat ini, rasio elektrifikasi baru mencapai 71 persen. Artinya, masih ada 29 persen dari masyarakat Indonesia yang belum memiliki akses terhadap listrik.

"Ini merupakan tantangan. Bukan cuma buat PLN, karena sesuai Undang-Undang Ketenagalistrikan Nomor 30 Tahun 2009, kewajiban penyediaan tenaga listrik juga ada di pundak pemerintah daerah melalui badan usaha milik daerah," kata Bambang dalam catatan singkatnya mengenai Hari Listrik Nasional yang diterima VIVAnews, Sabtu 27 Oktober 2012.

Bambang menambahkan, kapasitas terpasang listrik saat ini mencapai 31.930 megawatt (MW) yang dihasilkan melalui 4.991 unit pembangkit. Jumlah pelanggan 48.659.667 pelanggan, dengan pelanggan rumah tangga mencatat jumlah terbanyak, yakni 45.152.244 pelanggan. Sementara itu, jumlah pelanggan listrik prabayar mencapai 6,6 juta.  

"Listrik sering dipersepsi orang sekadar penerangan atau lampu. Persepsi ini sebenarnya mengerdilkan peran listrik yang juga merupakan energi yang sangat vital untuk mendukung pertumbuhan ekonomi," ujarnya.

Untuk meningkatkan rasio elektrifikasi itu, Bambang menambahkan, PLN mengklaim sudah melakukan upaya terobosan. Di antaranya dengan memberikan lampu SEHEN (super ekstra hemat energi) kepada pelanggan di daerah remote yang sangat sulit dijangkau jaringan listrik.

SEHEN memanfaatkan energi matahari dengan perangkat terdiri atas satu panel surya dan tiga titik lampu. Satu unit lampu SEHEN digunakan untuk satu keluarga. "Saat ini sudah ada sekitar 105 ribu unit lampu SEHEN dibagikan ke keluarga di Indonesia timur," tuturnya.

Bambang menjelaskan, upaya PLN selama dua tahun terakhir untuk mempermudah akses masyarakat terhadap listrik pun mendapat pengakuan internasional. Nilai Indonesia dalam survei Ease of Doing Business (EoDB) 2013 yang dilakukan International Finance Corporation (IFC) membaik dari urutan ke-130 pada EoDB 2012 menjadi 128 pada EoDB 2013.

"Peringkat getting electricity juga meningkat 11 peringkat dari 158 pada 2012 menjadi 147 tahun ini," ujarnya.

Kenaikan peringkat kemudahan akses mendapatkan listrik ini, menurut dia, sangat menolong peringkat Indonesia. Karena, beberapa kategori lain, peringkatnya turun hingga total 15 peringkat.

Sementara itu, kenaikan peringkat Indonesia dari beberapa kriteria mencapai 17 peringkat, 11 di antaranya dari kriteria kemudahan mendapatkan listrik. "Sehingga secara keseluruhan Indonesia naik dua peringkat," ujarnya.

Direktur Bank Dunia untuk Indonesia, Stefan Koeberle, mengatakan, PLN dinilai mampu menyederhanakan proses aplikasi untuk sambungan listrik, dengan menghilangkan ketentuan membawa salinan tagihan listrik tetangga dalam menentukan alamat pasti dari pelaku usaha. "Upaya tersebut dinilai sangat membantu para wirausaha lokal terkait ketersediaaan akses jaringan listrik," ujarnya.

Namun, Bambang menambahkan, sejumlah persoalan listrik masih menghadang. Pertumbuhan kebutuhan listrik harus terus dikejar dengan pertumbuhan infrastruktur kelistrikan. Subsidi terhadap subsektor kelistrikan juga masih cukup besar, sedangkan kemampuan pemerintah terbatas.

"Tarif listrik yang murah terus terang tidak mendorong masyarakat untuk berhemat," ujar dia.

Upaya penyesuaian tarif listrik perlu usaha luar biasa, sedangkan penggunaan energi terbarukan harus terus digalakkan. (umi)

Soal Konflik Israel-Iran, Airlangga Cermati Dampak ke Sektor Logistik Minyak Mentah Dunia
Presiden Joko Widodo (Jokowi)

Survei LSI: Tingkat Kepuasan Publik pada Jokowi Naik 76,2 Persen

LSI merilis temuan terbarunya terkait dinamika Pemilu 2024, salah satunya tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Presiden Jokowi mengalami kenaikan, yakni 76,2 persen.

img_title
VIVA.co.id
18 April 2024