- VIVAnews/Fernando Randy
VIVAnews - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik menilai BP Migas dibubarkan Mahkamah Konstitusi karena kurang berorientasi pada rakyat. Wacik berjanji satuan pengganti BP Migas akan lebih pro terhadap kepentingan rakyat.
"Banyak suara bahwa BP migas kurang memikirkan rakyat," kata Wacik di sela penerimaan Geopark Awards dari Unesco di Bangli, Sabtu 17 November 2012.
Pendapatan negara dari minyak dan gas, kata Wacik, bisa mencapai Rp300 triliun lebih tiap tahunnya. "Dalam satu hari, migas bisa untung Rp1 triliun," katanya.
Keuntungan itu, imbuh Wacik, seharusnya dibagi secara rata dan adil untuk kepentingan rakyat. Meski investor perlu mendapat keuntungan, namun Wacik menyebut, rakyat juga harus mendapat bagian yang pantas.
Sejumlah perusahaan nasional tak sedikit yang ikut mengelola migas. Pengelolaan migas nasional, kata dia, tak melulu menguntungkan kepentingan investor asing.
Semalam Wacik mengundang para CEO perusahaan minyak asing dan nasional di Bali guna menjelaskan langkah-langkah strategis yang dilakukan pemerintah. Dalam pertemuan tertutup yang digelar secara di Hotel Patra Jasa Kuta itu, ada tujuh perusahaan migas papan atas yang beroperasi di Tanah Air.
Sebelum menggelar pertemuan Wacik menyampaikan tujuannya memanggil bos-bos perusahan migas itu. "Meski bertepatan dengan hari libur ini saya sengaja mengumpulkan mereka untuk membangun kepercayaan diri agar tetap menjalankan kegiatan seperti semula," kata Wacik.
Sementara para petinggi perusahan Migas yang hadir dalam pertemuan adalah Jeff (CEO Cevron Indonesia), Dipanala (IPA), Sammy Hamzah (IPA dan Ephindo), Lukman Mahfoudz (Dirut Medco), Roberto (Premier), Craig (Salamander) dan Richard (Exxon). (umi)