Wanita Ini Jadi Jutawan dari Batuan Alam

Ummi DPW, ManikQumanikam
Sumber :
  • facebook

VIVAnews - Bagi Ummi Rahmawati, membuat kerajinan dari batuan alam adalah keunikan tersendiri. Lewat tangannya yang terampil, dirinya mampu menyulap batuan alam tersebut menjadi aneka perhiasan yang menarik.

Dampak Abu Vulkanik Gunung Ruang, Penutupan Bandara Sam Ratulangi Diperpanjang

"Saya memulai usaha ini dari kakak. Dulu saya yang jualin produknya. Dari situ lah saya tertarik untuk memulai usaha sendiri," kata Ummi kepada VIVAnews di Jakarta, Kamis 22 November 2012.

Berbekal modal sebesar Rp1,5 juta, Ummi mulai menawarkan produknya dari kantor ke kantor hingga di kampus tempat dirinya belajar. Tak jarang, ia mendapat candaan dari teman-teman sekelasnya. "Saya suka bawa tas jinjing ke kampus sampai suka diguyoni teman-teman, katanya mau pulang kampung Ummi," ujarnya.

Modal Senyum, Pasukan Walet Hitam TNI Berhasil Buka Jalan yang Diblokade Massa Caleg Gagal Papua

Dia menuturkan, proses pembuatan perhiasan buatannya terbilang cukup mudah. Tak hanya itu, bahan-bahan bebatuan dan kawat pun mudah untuk didapat.

Biasanya, agar produknya jauh lebih menarik, ia menggunakan batuan jenis agate dan druzy yang di dalamnya terkandung manik-manik kristal bening atau bling-bling.

Mengerikan, Indonesia Lolos Semifinal Piala Thomas 2024 Usai Hancurkan Korea Selatan

"Aku pakai kawat tembaga yang berbeda ukuran dan warna, terus batu druzy, agate, dan kristal," tutur Ummi.

Ummi memilih menggunakan batu druzy, karena batuan ini memiliki keunikan tersendiri. Sebab, jenis batuan ini mempunyai kekerasan 6-7 skala Mohs. Kandungan silika yang mengkristal menjadikan jenis batuan ini keras.

Druzy terdapat pada batuan jenis kuarsa, dengan ukuran besarnya bervariasi. Mulai bongkahan kecil dengan kristal reniknya yang berkilau bila kena sinar, baik itu lampu atau Matahari. Batuan ini biasa ditemukan atau digali di daerah pegunungan atau sungai.

"Material yang dipakai kebanyakan batu-batuan asli Indonesia seperti batu druzy yang aslinya dari Jawa Timur (Pacitan), terus swarosvki, dan agate," jelasnya.

Untuk harga, Ummi menjualnya dengan harga cukup kompetitif. Misalnya, untuk cincin dihargai sekitar Rp25-250 ribu, gelas mulai dari Rp75-600 ribu. Sementara itu, kalung, harganya sekitar Rp75-600 ribu.

"Kalau untuk omzet sih bisa mencapai Rp6 juta. Kalau lagi sepi sekitar Rp1 jutaan. Ke depan, saya ingin produk ini menembus pasar internasional," tutur Ummi. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya