Penerimaan Bea Cukai Bisa Surplus Rp9 Triliun

Dirjen Bea Cukai Agung Kuswandono
Sumber :
  • VIVAnews/ Muhamad Solihin

VIVAnews - Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Kementerian Keuangan, optimistis penerimaan negara dari bea dan cukai pada 2012 melebihi target yang ditetapkan dalam APBN-P 2012 sebesar Rp131 triliun. Hingga akhir November, penerimaan negara dari bea dan cukai mencapai Rp129 triliun.

Pesawat Jatuh di Tangerang Selatan, Satu Orang Tergeletak

Dirjen Bea dan Cukai, Agung Kuswandono, menjelaskan, dalam satu bulan terakhir tahun ini, Ditjen Bea dan Cukai siap untuk mengejar kekurangan target sebesar Rp2 triliun. Ia memperkirakan, hingga tutup tahun 2012, penerimaan negara dari bea dan cukai bisa menembus hingga Rp140 triliun.

"Sampai akhir tahun diharapkan surplus Rp9 triliun, tidak terlalu banyak sih," kata Agung saat ditemui di kantornya, Jakarta, Kamis 29 November 2012.

BNPT Awasi Ketat World Water Forum Ke-10 di Bali

Agung memaparkan, kontribusi terbesar penerimaan dari institusinya disumbang dari cukai tembakau. Hingga 23 November 2012, penerimaan cukai senilai Rp84,67 triliun, sedangkan bea masuk telah mencapai Rp24,96 triliun.

Penerimaan bea masuk sendiri telah melewati target APBN-P 2012 yang mematok Rp24,74 triliun dan cukai melampaui sasaran Rp83,66 triliun.

Bupati Grobogan Doakan Cagub Jateng Sudaryono Sukses: Beliau Putera Daerah Terbaik

Sementara itu, target penerimaan yang belum tercapai adalah bea keluar yang ditargetkan Rp23 triliun. "Penerimaan dari bea keluar baru Rp19,6 triliun," katanya.

Rendahnya penerimaan negara dari bea keluar dipicu oleh turunnya harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO), sehingga eksportir CPO mengambil tarif bea keluar yang lebih rendah, karena berlakunya bea keluar progresif.

Selain itu, penerapan bea keluar mineral juga belum efektif dalam menarik penerimaan negara. Sebab, eksportir barang mineral lebih memilih untuk meningkatkan nilai tambah dalam negeri dengan membangun smelter. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya