Kilas Balik 2012: Lima Program Energi yang Tak Maksimal

Dahlan Iskan Penuhi Panggilan DPR
Sumber :
  • VIVAnews/Fernando Randy

VIVAnews - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menyatakan, ada lima target yang belum tercapai selama 2012. Satu di antaranya terkait konversi bahan bakar minyak (BBM) ke bahan bakar gas (BBG).

Dalam paparan "Kinerja Satu Tahun Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral" di Gedung Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu, 26 Desember 2012, disebutkan, selain konversi, empat program lainnya yang belum mencapai hasil maksimal adalah penghematan listrik, pencegahan penyelundupan BBM, renegosiasi tambang, dan lifting gas.

"Itu di antaranya yang belum berhasil," ujar Menteri ESDM, Jero Wacik.

Jero menjelaskan, kesulitan konversi BBM ke BBG disebabkan persoalan teknis pemasangan converter kit yang masih diimpor dari luar negeri. Namun, nantinya, menurut dia,  akan ada perusahaan swasta yang menangani konversi itu.

Sementara itu, terkait penghematan listrik, dia menjelaskan, belum sepenuhnya berhasil diterapkan Kementerian ESDM. "Sebenarnya sudah berhasil, tapi kecil," ujarnya.

Alasannya, dia melanjutkan, masih banyak masyarakat Indonesia yang menyepelekan penghematan energi. Jero memberi contoh lampu dan AC dalam ruangan yang tidak dimatikan saat tidak berpenghuni.

Selanjutnya, terkait penyelundupan BBM, Jero menyatakan masih ada sejumlah oknum yang melakukannya. Meskipun sudah bekerja sama dengan kepolisian dan TNI Angkatan Laut, penyelundupan masih saja terjadi.

Sedangkan mengenai renegosiasi kontrak dengan pemerintah, menurut dia, baru 14 perusahaan tambang yang sudah merampungkannya. Itu pun perusahaan berskala kecil. Perundingan dengan perusahaan tambang berskala besar masih alot.

Renegosiasi itu, dia menjelaskan, berhubungan dengan royalti, luas lahan, dan keseimbangan alam.

Untuk lifting gas, menurut Jero, sebelumnya pemerintah Indonesia masih lebih membutuhkan minyak dibanding gas, sehingga ekspor gas mencapai 100 persen. Namun, saat ini, dengan harga minyak yang mahal, gas pun menjadi sangat penting.

"Jadi, kami berpendapat, perusahaan migas tidak boleh ekspor gas 100 persen. Harus ada persediaan untuk kebutuhan nasional sampai 40 persen," tuturnya. (sj)

Terdakwa Yosep Subang Diadili Bunuh Istri dan Anak Demi Uang, Korban Dibacok Pakai Golok
Sapi Albino Ko Muang Phet.

Kerbau Albino Diundang ke Gedung Pemerintah, Harganya Rp7,8 Miliar

Kerbau albino bertubuh besar ini bernama Ko Muang Phet, terkenal di kalangan peternak Thailand sebagai hewan pejantan. Tingginya 1,8 meter dan berusia empat tahun.

img_title
VIVA.co.id
28 Maret 2024