Mengapa Indonesia Masih Impor Sapi?

Jelang Idul Adha Harga Sapi Naik
Sumber :
  • VIVAnews/Muhamad Solihin
VIVAnews - Pemerintah berambisi untuk mencapai swasembada sapi pada 2014. Upaya tersebut dilakukan dengan menekan impor dan memaksimalkan produksi dalam negeri. Namun, mengapa jatah impor sapi pada tahun ini masih saja tinggi? 
4 Pelaku Terorisme Moskow Ternyata di Bawah Pengaruh Obat-Obatan Terlarang

Berdasarkan data Kementerian Pertanian, impor daging sapi pada tahun ini dijatah sebanyak 80 ribu ton. Jumlah tersebut hanya menurun lima ribu ton dari tahun sebelumnya yang dipatok 85 ribu ton. 
Terpopuler: Sandra Dewi Kena Hujat karena Suami sampai Sopyan Dado Meninggal

Masih tingginya kuota impor tersebut bertentangan dengan salah satu target swasembada sapi, yaitu dapat menekan kuota impor daging sapi hingga 38 ribu ton. Jumlah itu merupakan 10 persen dari total kebutuhan konsumsi masyarakat per tahunnya, yaitu sebanyak 448 ribu ton.   
Perburuan Top Skor Liga 1 Memanas! Flavio Silva Ancam David Da Silva

Deputi Bidang Statistik Produksi, Badan Pusat Statistik (BPS), Adi Lumaksono, menjelaskan, masih besarnya impor daging yang dilakukan itu, karena pemerintah, khususnya pada 2011-2012, masih belum memiliki pendataan produksi dalam negeri yang lengkap. 

Namun, dia mengatakan, dengan diadakannya sensus sapi pada tahun lalu, impor daging seharusnya sudah bisa mulai dikurangi pemerintah tahun ini. "Mestinya kita sudah tidak impor sebanyak ini sekarang," ujar Adi saat ditemui di kantornya, Jakarta, Jumat 1 Februari 2013. 

Adi menuturkan, permasalahan baru timbul pada saat pemetaan sentra-sentra produksi sapi telah selesai. Berdasarkan hasil sensus, lokasi sentra produksi besar itu mayoritas di daerah timur Indonesia, sedangkan konsumsi terbesar berada di daerah barat.

Sementara itu, masalah minimnya sarana dan prasarana distribusi diperparah dengan konektivitas yang belum memadai timbul ke permukaan. 

"Masalahnya ada kelangkaan daging. Kenapa, karena persoalan distribusi. Jadi, sapi ini kan banyak yang ada di daerah timur, NTT dan sekitarnya. Kemudian sampai di Jakarta, memerlukan waktu dan alat angkut yang memadai, itu belum ada," tambahnya. 

Pemerintah, menurut Adi, telah melakukan beberapa upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut, antara lain menyediakan angkutan khusus melalui jalur kereta api dan laut. Langkah itu diharapkan dapat mempercepat distribusi yang selama ini kebanyakan masih diantar melalui jalur darat.  

"Kemarin, dirjen Peternakan sudah mengundang Pelni. Perusahaan itu diminta membuat ruangan yang didesain khusus sapi. Kemudian PTKA, mereka juga sudah mencoba untuk membuat tempat khusus untuk sapi. Bahkan, kalau tidak salah, April ini itu semua harus sudah ada," ungkapnya. 

Selain itu, upaya lain yang dilakukan adalah membangun tempat pemotongan sapi di sentra-sentra produksi tersebut. Nantinya, yang didistribusikan itu sudah tidak dalam keadaan hidup, melainkan berbentuk potongan-potongan daging beku dan siap disalurkan ke masyarakat. 

"Jadi, di sentra-sentra peternakan ada tempat pemotongan sapi, sehingga nantinya yang datang ke kota-kota itu bukan sapi hidup, tetapi yang sudah terpotong-potong," tutur Adi. 

Siapa dirugikan
Selalu ada saja pertentangan dari setiap kebijakan yang dilakukan pemerintah. Pertentangan paling mencolok dalam kebijakan ini adalah dari pelaku usaha yang melakukan kegiatan impor daging saat ini. Sebab, mereka terpangkas dengan adanya penurunan kuota tersebut. 

"Kalau impornya lebih kecil, pasti yang terasa itu kan importir daging. Jadi, tidak bisa mengimpor sebanyak dulu," ujar Adi. 

Permasalahan tersebut, menurut Adi, yang melatarbelakangi adanya desakan-desakan dari importir ke pemerintah untuk tidak menurunkan kuota impor. Bahkan, wacana penambahan terus disuarakan oleh para importir.

Meski demikian, dia menegaskan, ketergantungan Indonesia terhadap impor tidak bisa dihilangkan. Sebab, permintaan daging impor akan selalu ada selama masih banyaknya ekspatriat- ekspatriat dan wisatawan asing yang menetap ataupun berkunjung di Indonesia. (art)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya