Citibank: Indonesia Primadona Investasi di Asia

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Sumber :
  • VIVAnews/Nurcholis Anhari Lubis
VIVAnews - Di tengah ancaman krisis global, Indonesia ternyata masih dianggap sebagai negara investasi yang cukup menjanjikan bagi investor asing. Rasa percaya diri investor ini semakin bagus dengan kuatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia di atas enam persen pada akhir 2012.
Sopir Sedan di Tangsel Jadi Tersangka Usai Tabrak Pemotor dan PKL

Head of Corporate and Investment Banking Citi Indonesia, Kunardy Lie, mengungkapkan, saat ini, pertumbuhan negara maju seperti Amerika, Eropa, dan Jepang masih stagnan. Kondisi itu yang menjadi salah satu pertimbangan investor untuk menanamkan investasi di negara berkembang seperti India, China, dan Indonesia.
Pecahkan Rekor Tertinggi, Harga Emas Hari Ini Tembus Rp 1.249.000 Per Gram

"Di Asia, dengan demand dan growth yang ada cukup lumayan. Di Asia, market yang bagus India, China, dan Indonesia. Indonesia negara paling besar di ASEAN," kata Kunardy di Gedung Citibank, Jakarta, Kamis 21 Februari 2013.
Ten Hag Bawa 3 Pemain Man Utd U-18 ke Tim Senior

Menurut dia, beberapa perusahaan properti mulai berencana untuk memindahkan bisnisnya ke Indonesia. Bahkan, mereka mulai merasa kewalahan memenuhi permintaan real estate di Indonesia. "Banyak yang mau memindahkan bisnisnya dari Thailand ke Indonesia, karena animo besar sekali. Contohnya, banyak sekali investor asing di sini seperti China, Korea, dan Jepang," jelasnya.

Kunardy menambahkan, beberapa sektor investasi yang menarik di Indonesia adalah tambang, batu bara, minyak sawit mentah (CPO), dan konsumer. Apalagi, saat ini, pendapatan per kapita masyarakat Indonesia yang mendekati US$4.000, memungkinkan untuk spending money lebih tinggi. Ini pun dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Ke depan, untuk meningkatkan minat investasi, ia menyarakan agar pemerintah segera membenahi infrastruktur. Menurut dia, minimnya infrastruktur di Indonesia menjadi salah satu kendala dalam berinvestasi.

"Pada 2013, kami lihat masih bagus, karena hanya sedikit negara yang tumbuh di atas enam persen, dan kami optimistis akan lebih baik," tegasnya. (art)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya