Sumber :
- VIVAnews/Muhamad Solihin
VIVAnews
– Airbus, produsen pesawat komersial Eropa, mencatatkan rekor dengan mendapatkan pemesanan pesawat seharga total US$20 miliar dari maskapai penerbangan Indonesia, Lion Air. Kesepakatan antara Airbus dan Lion Air ini akan diumumkan Senin waktu Perancis oleh Presiden Perancis Franciois Hollande.
Seperti dilansir Reuters , 17 Maret 2013, beberapa sumber mengatakan Hollande akan lebih dulu menemui CEO Airbus, Fabrice Bregier, Senin ini untuk merayakan ‘kesepakatan industri besar’ itu. Pentingnya kesepakatan Airbus dengan Lion ini dianggap menyamai kesepakatan pembelian 201 unit pesawat oleh Lion kepada Boeing, rival Airbus asal Amerika Serikat, pada akhir tahun 2011.
![Halaman Selanjutnya]( "Halaman Selanjutnya")
Seperti dilansir Reuters , 17 Maret 2013, beberapa sumber mengatakan Hollande akan lebih dulu menemui CEO Airbus, Fabrice Bregier, Senin ini untuk merayakan ‘kesepakatan industri besar’ itu. Pentingnya kesepakatan Airbus dengan Lion ini dianggap menyamai kesepakatan pembelian 201 unit pesawat oleh Lion kepada Boeing, rival Airbus asal Amerika Serikat, pada akhir tahun 2011.
Ketika itu, penandatanganan pembelian 201 pesawat Boeing oleh Lion dilakukan langsung oleh Presiden AS Barack Obama dalam kunjungannya ke Indonesia. Saat itu dan menuduh pemerintah AS campur tangan dalam kesepakatan industri yang mengakibatkan keuntungan bagi Boeing dalam proyek jual beli pesawat. Boeing dan AS sendiri membantah tuduhan Airbus ini.
Sumber
Reuters
mengatakan, jumlah pemesanan pesawat Airbus baru A-320 dari maskapai yang didirikan oleh pengusaha Rusdi Kirana itu bahkan dapat melebihi jumlah pemesanan yang didapatkan Boeing. Sejauh ini Rusdi Kirana belum mengeluarkan komentar apapun terkait kesepakatan baru Lion dengan pabrikan pesawat yang bermarkas di Perancis itu.
Halaman Selanjutnya
Ketika itu, penandatanganan pembelian 201 pesawat Boeing oleh Lion dilakukan langsung oleh Presiden AS Barack Obama dalam kunjungannya ke Indonesia. Saat itu dan menuduh pemerintah AS campur tangan dalam kesepakatan industri yang mengakibatkan keuntungan bagi Boeing dalam proyek jual beli pesawat. Boeing dan AS sendiri membantah tuduhan Airbus ini.
