Djoko Kirmanto Dukung Pemprov DKI Tolak Pinjaman Bank Dunia

Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto
Sumber :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi

VIVAnews – Menteri Pekerjaan Umum, Djoko Kirmanto, mendukung langkah Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, untuk menolak pinjaman dari Bank Dunia untuk proyek pembenahan sistem drainase (Jakarta Emergency Dredging Initiative/JEDI) sebesar US$135,5 juta.

Djoko mengatakan, dia juga menjadi emosi lantaran tidak setuju dengan mekanisme yang diajukan pemberi pinjaman dalam mengerjakan suatu proyek.

"Sama, saya juga jengkel. Saya barusan juga bilang, lain kali tidak usah pinjam lagi," ujar Djoko di Jakarta, Senin 1 April 2013.

Menurut Djoko, selama suatu proyek bisa dibiayai dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) murni, sebaiknya pemerintah tidak perlu melakukan pinjaman ke pihak lain. Sebab, jika proyek memakai dana pinjaman, langkah ke depan pasti akan mengalami kesulitan. 

Kondisi Tragis di Gaza, FYP Minta Yordania-Mesir Buka Perbatasan untuk Bantuan Kemanusiaan

Karena, kerap kali pemberi pinjaman membuat syarat dengan semaunya dan tidak masuk akal. "Kami sudah buat pra kualifikasi, namun mereka mencoret apa yang sudah kami tawarkan. Itu kan membuat sakit hati, karena kami sudah bekerja keras," kata Djoko.

Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, mengancam akan membatalkan pinjaman Bank Dunia untuk proyek Jakarta Emergency Dredging Initiative sebesar US$135,5 juta itu, jika pengerjaan proyek itu lebih dari dua tahun.

Menurut Ahok, sapaan Basuki, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bisa menggunakan biaya sendiri tanpa pinjaman dari Bank Dunia. Proyek tersebut juga akan dijalankan sendiri oleh Dinas Pekerjaan Umum.

"Kami batalkan kalau World Bank tidak bisa dua tahun. Programnya kami jalankan sendiri saja. Tidak usah memakai uang dari mereka," kata Basuki di Balai Kota, Jakarta, Kamis, 28 Maret 2013. Selengkapnya baca . (art)

Ilustrasi menabung.

Generasi Muda Harus Cerdas Finansial Dalam Menabung dan Kelola Keuangan

Sebagai generasi penerus bangsa dengan akses yang luas terhadap produk dan layanan keuangan, anak muda seharusnya bisa lebih bijak merencanakan serta mengelola keuangan. 

img_title
VIVA.co.id
28 Maret 2024