Penurunan Harga Komoditas Tahan Laju Wall Street

Bursa Wall Street
Sumber :
  • REUTERS/Brendan McDermid
VIVAnews - Gelombang penguatan pasar saham Amerika Serikat, Wall Street, selama empat hari terakhir tertahan pada Jumat waktu New York atau Sabtu dini hari tadi waktu Indonesia barat.
Bertemu Majelis Masyayikh, Menag Bahas Rekognisi Santri dan Ma’had Aly

Penurunan harga komoditas di pasar global, berhasil meruntuhkan saham-saham di sektor energi dan perusahaan pertambangan.
Menegangkan, Timnas Indonesia U-23 Ditahan 10 Pemain Korea Selatan

Tanda-tanda perlambatan ekonomi disinyalir menjadi pemicu utama terguncangnya pasar komoditas. Harga minyak mentah turun dua persen menjadi US$91 per barel, karena laporan ekonomi AS yang lemah diikuti turunnya permintaan akan minyak dunia.
Bawa Kabar dari Tanah Suci, Peran Media Optimalkan Penyelenggaraan Ibadah Haji

Emas jatuh US$64 ke level US$1.501 per ounce, mencapai titik terendah sejak Juli 2011. Harga logam lainnya, seperti perak dan tembaga juga turun tajam.

Namun, dibandingkan dengan pasar komoditas, bursa saham tampak lebih stabil. Sebab, indeks Dow Jones Industrial Average ditutup turun hanya 0,08 poin menjadi 14.865,05. Indek Standard & Poor's 500 juga melemah 4,52 poin atau 0,3 persen ke level 1.588,85. 

Kendati demikian, indeks utama ini selama pekan ini mencatat peningkatan masing-masing 2,1 persen dan 2,3 persen.

Sementara itu, Nasdaq Composit Index berakhir turun 5,21 poin atau 0,2 persen di posisi 3.289.

David Joy, Kepala Riset Ameriprise Financial, mengatakan seolah-olah pasar saham menceritakan cerita yang berbeda dari pasar obligasi dan komoditas.

"Namun, jatuhnya komoditas dan obligasi sepertinya menunjukkan kepada investor saham tetap jangan terburu-buru untuk mengatakan bahwa perekonomian AS berada dalam kondisi sangat baik," kata dia seperti dikutip dari laman Washington Post, Sabtu 13 April 2013. (ren)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya