Mal Tumbuh Subur, Indonesia Incaran Peritel Asing

Carrefour
Sumber :
  • VIVAnews/Adri Irianto
VIVAnews
Lupakan Kekalahan dari Qatar, Timnas Indonesia U-23 Harus Fokus Benamkan Australia
-
5 Fakta Menarik Jelang Duel Bayern Munich vs Arsenal di Liga Champions
Konsultan properti, Jones Lang LaSalle, memperkirakan sektor ritel di Indonesia terus berkembang menjadi salah satu incaran pemain dan investor luar negeri dan internasional. Kondisi ini akan memberikan efek berantai yang positif bagi pertumbuhan ekonomi maupun sektor ritel, termasuk pasar pusat perbelanjaan sewa di kota-kota besar seperti Jakarta.
Seminggu Setelah Kepergian, Istri Babe Cabita Disebut Masih Sering Melamun

Kepala Riset Jones Lang LaSalle Indonesia, Anton Sitorus, dalam keterangan tertulis, Rabu 17 April 2013, menjelaskan, pasar properti sepanjang triwulan I-2013 diwarnai oleh pertumbuhan positif di semua sektor yang merupakan kelanjutan tren yang telah berlangsung hampir dua tahun belakangan ini.

Untuk sektor perkantoran, Anton mengatakan, permintaan ruang kantor terus menguat didorong oleh ekspansi penyewa. Selama periode Januari-Maret 2013, tercatat penyerapan bersih ruang kantor di kawasan pusat bisnis mencapai sekitar 120 ribu meter persegi, hampir sama dengan triwulan sebelumnya.


"Di sisi lain, pasokan baru yang masuk dalam triwulan ini cukup besar yaitu sekitar 240 ribu meter persegi. Dengan pasokan baru yang sedemikian besar, tingginya penyerapan pasar yang terjadi dalam triwulan ini pun tak mampu membendung tingkat hunian turun dari 94 persen ke 92 persen," kata Anton.


Sementara itu,
Project Leasing
Jones Lang LaSalle, Angela Wibawa, menjelaskan, tingkat hunian di luar kawasan pusat bisnis untuk pertama kalinya menembus level 90 persen dan pada akhir triwulan I-2013 mencapai 92 persen.


Menurut dia, penyerapan ruang kantor di luar kawasan pusat bisnis yang mencapai sekitar 57 ribu meter persegi selama periode ini, juga mendorong kenaikan harga sewa antara 5-10 persen. Angela mengatakan, TB Simatupang masih tetap menjadi daerah yang paling pesat pertumbuhan harga sewanya, ditopang oleh tingkat permintaan yang tinggi dari perusahaan-perusahaan penyewa yang kebanyakan bergerak di luar bidang jasa dan keuangan.


Seperti halnya sektor properti lain, pusat perbelanjaan khususnya mal sewa juga terus menunjukkan perkembangan positif, tercermin dari kenaikan tingkat hunian dan jumlah pengunjung mal.


Berdasarkan survei Jones Lang Lasalle, akibat penyerapan ruang ritel sebesar 26 ribu meter persegi pada triwulan ini, tingkat hunian mal sewa merangkak naik dari 92 persen ke 93 persen. Sementara itu, harga sewa masih relatif stabil dengan hanya kenaikan tipis sekitar 1 persen dibanding triwulan sebelumnya.


Kompetisi ketat

Country Head
Jones Lang LaSalle Indonesia, Todd Lauchlan, mengatakan bahwa hingga saat ini sektor properti ritel masih dibayang-bayangi oleh kompetisi yang cukup ketat antar pengelola mal.


"Fokus mereka sampai saat ini masih terpusat pada usaha menambah tingkat hunian dan jumlah pengunjung ke malnya, belum kepada upaya menaikkan harga sewa seperti yang terjadi di pasar perkantoran komersial," kata Todd.


Di sisi lain, peritel --baik yang sudah eksis maupun masih baru-- terus berlomba mencari lokasi terbaik untuk ekspansi toko mereka sebagai upaya meningkatkan penetrasi serta potensi pasar yang ditengarai berbagai kalangan, masih belum tergali secara maksimal.


Itu sebabnya, Todd melanjutkan, masih banyak peritel asing dan internasional yang tertarik untuk masuk ke Indonesia. Apalagi kalau melihat proyeksi pertumbuhan kelas menengah dan daya beli konsumen lokal dalam 15-20 tahun mendatang.


"Ekspansi peritel asing bisa memberikan dampak yang positif bagi perkembangan sektor ritel dalam negeri. Selain memberikan dampak bagi ekonomi dan tenaga kerja, ekspansi peritel asing pun berpotensi memicu akselerasi dan distribusi pasokan pusat perbelanjaan yang lebih merata," katanya.


Dengan semakin banyaknya peritel asing, minat developer internasional untuk mengembangkan pusat perbelanjaan bertaraf internasional yang bisa memenuhi kebutuhan peritel asing tersebut pun akan semakin meningkat. "Di sisi lain, investor pun bisa jadi akan semakin tertarik terhadap portofolio aset ritel di Indonesia," tutur Todd. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya