Konsep Mal Skala Kecil Ini Rambah Kecamatan

Tarif Listrik Kembali Naik
Sumber :
  • VIVAnews/Fernando Randy
VIVAnews
Sri Mulyani Buka Suara soal Rupiah Tembus Rp 16.200 per Dolar AS
-Sektor ritel di Indonesia terus berkembang dan menjadi salah satu incaran pemain dan investor luar negeri. Survei yang dilakukan konsultan properti, Jones Lang LaSalle, menyebutkan kondisi itu akan memberikan efek berantai bagi pertumbuhan ekonomi, termasuk pasar pusat perbelanjaan sewa di kota-kota besar seperti Jakarta.

Pilgub Sumut 2024, Edy Rahmayadi Ambil Formulir Pendaftaran ke PDI Perjuangan

Kepala Riset Jones Lang LaSalle Indonesia, Anton Sitorus, pada Kamis 18 April 2013, menjelaskan, pasar properti sepanjang triwulan I-2013 diwarnai pertumbuhan positif di semua sektor yang merupakan kelanjutan tren yang berlangsung hampir dua tahun terakhir.
Lika Liku Kehidupan Soesalit Djojoadhiningrat, Pasca Ibunda RA Kartini Meninggal Dunia


Angela Wibawa yang membawahi Project Leasing Jones Lang LaSalle, menambahkan, seperti sektor properti lain, pusat perbelanjaan khususnya mal sewa juga terus menunjukkan perkembangan positif. Kondisi itu tercermin dari kenaikan tingkat hunian dan jumlah pengunjung mal.

Berdasarkan survei Jones Lang Lasalle, akibat penyerapan ruang ritel seluas 26 ribu meter persegi pada triwulan pertama, tingkat hunian mal sewa merangkak naik dari 92 persen menjadi 93 persen. Sementara itu, harga sewa relatif stabil dengan kenaikan tipis sekitar satu persen dibanding triwulan sebelumnya.


Country Head
Jones Lang LaSalle Indonesia, Todd Lauchlan, mengatakan hingga saat ini sektor properti ritel masih dibayang-bayangi oleh kompetisi yang cukup ketat antarpengelola mal.


"Fokus mereka sampai saat ini masih terpusat pada usaha menambah tingkat hunian dan jumlah pengunjung ke malnya, belum kepada upaya menaikkan harga sewa seperti yang terjadi di pasar perkantoran komersial," kata Todd.


Di sisi lain, peritel --baik yang sudah eksis maupun masih baru-- terus berlomba mencari lokasi terbaik untuk ekspansi toko mereka. Upaya ini untuk meningkatkan penetrasi serta potensi pasar yang ditengarai masih belum tergali maksimal.


Mal skala kecil

Anton menambahkan, meski pertumbuhan mal cukup marak di lokasi strategis di Jakarta, kondisi itu tidak terjadi di sekitar permukiman penduduk. "Di dekat perumahan, mal skala kecil belum banyak," kata Anton kepada
VIVAnews
.


Menurut Anton, lalu lintas di Jakarta yang sehari-hari diwarnai kemacetan, membuat masyarakat membutuhkan tempat belanja yang nyaman. Masyarakat tidak perlu membuang banyak waktu sekadar pergi ke pusat perbelanjaan yang lokasinya jauh dari tempat tinggalnya.


"Kalau ada mal yang bisa dijangkau hanya 10 menit dari tempat tinggal, itu akan lebih nyaman," ujar dia. Konsep mal skala kecil ini sering disebut dengan
neighborhood center.

Dia menilai, jika dibandingkan dengan Singapura, Hong Kong, Kuala Lumpur, maupun Bangkok, rasio jumlah mal di Jakarta relatif rendah. Rasio ini diukur dari perbandingan jumlah penduduk dengan mal yang ada di kota-kota tersebut.


"Saya tidak hafal angkanya, tapi Jakarta masih lebih rendah," tuturnya.


Lantas, wilayah mana saja yang masih berpotensi untuk dibangun mal skala kecil itu?


Meski tidak ingin menyebut daerah tertentu seperti Bekasi, Tangerang, atau Bogor, Anton lebih spesifik menyebut wilayah kecamatan. Jika selama ini pertumbuhan pusat perbelanjaan terkonsentrasi di Mangga Dua, Tanah Abang, Grogol, hingga sekitar Kawasan Pusat Bisnis, banyak kecamatan yang berpotensi dibangun mal skala kecil.


Kemang di Jakarta Selatan dan Menteng di Jakarta Pusat, dia menambahkan, bisa menjadi beberapa contoh wilayah kecamatan yang potensial dibangun mal skala kecil. Dengan menyasar pembangunan mal di wilayah kecamatan tertentu, pengembang mal dapat menerapkan strategi "menjemput bola."


Beberapa wilayah kecamatan lain seperti Palmerah dan Kedoya, juga potensial dikembangkan pusat bisnis ritel tersebut. "Memang di Indonesia, konsep mal skala kecil ini belum populer, tapi di AS sudah cukup marak," tuturnya.


Dia lalu mencontohkan berdirinya sejumlah gerai minimarket yang berkonsep restoran, seperti 7 Eleven. Keberadaan mereka di beberapa daerah tertentu di Jakarta, cukup mendapat respons positif.


"Konsep seperti itu bisa dikembangkan. Misalnya, dibangun mal skala kecil yang terdiri atas beberapa toko atau restoran," tuturnya.


Anton optimistis, dengan sekitar 60-70 persen produk domestik bruto (PDB) Indonesia disumbang dari sektor konsumsi, pertumbuhan bisnis ritel masih akan menjanjikan. Jumlah kelas menengah yang diperkirakan terus meningkat, juga ikut menopang pertumbuhan bisnis itu.(np)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya