Cara Pertamina Menghemat Bahan Bakar untuk Pembangkit Listrik

Operasional PLTU Muara Karang
Sumber :
  • VIVAnews/Ikhwan Yanuar
VIVAnews – PT Pertamina mengungkapkan bahwa pemanfaatan small scale LNG merupakan pilihan tepat untuk penyediaan energi primer pembangkit listrik di kawasan timur Indonesia. Potensi penghematan dengan bahan bakar itu hingga US$5,4 miliar per tahun.
Balon Udara Muncul di Ketinggian 9.000 Feet, AirNav Semarang Minta Pilot Waspada

Vice President Strategic Planning and Business Development Direktorat Gas Pertamina, Yenni Andayani, dalam keterangan tertulisnya, Jumat 19 April 2013, mengatakan, biaya produksi listrik di kawasan timur Indonesia, seperti Sulawesi, Papua, Maluku, dan Nusa Tenggara, saat ini mencapai dua hingga lima kali lipat dibandingkan biaya produksi listrik di wilayah Jawa, Bali, dan Sumatera.
Sejarah Bakal Pecah, Besok Raja Aibon Kogila Serahkan Tongkat Komandan Pasukan Tengkorak Kostrad TNI

"Hal itu disebabkan masih banyaknya penggunaan pembangkit listrik tenaga diesel," kata dia.
Makin Panas, Hotman Paris Tantang Rocky Gerung Adu Jotos di Ring Tinju

Di sisi lain, upaya optimalisasi pemanfaatan gas dengan menggunakan jaringan pipa, transmisi maupun distribusi, tidak ekonomis untuk dikembangkan, karena skala kebutuhan gas yang masih marginal, yaitu antara 3 MMscfd hingga 30 MMscfd. 

"Tidak seperti di Jawa dan Sumatera, konstruksi jaringan pipa gas yang ekstensif di timur Indonesia tidaklah feasible, karena permintaan gas yang rendah. Small scale LNG merupakan solusi paling strategis untuk menjembatani antara kondisi pasokan, permintaan, dan geografis serta jarak antara titik pasokan gas dan permintaan di kawasan tersebut," tuturnya.

Pemanfaatan LNG, Yenni melanjutkan, akan memberikan efek berantai untuk kawasan tersebut, seperti mempercepat pertumbuhan industri dan pemanfaatan gas kota. Terutama, efisiensi penggunaan energi primer pembangkit listrik.

Jika dapat direalisasikan, dia mengatakan, pemanfaatan LNG untuk pembangkit listrik akan memberikan penghematan biaya energi primer pembangkit listrik hingga sekitar US$5,4 miliar per tahun, karena pengurangan penggunaan solar.

"Dengan demikian, ini juga akan berdampak secara tidak langsung bagi upaya percepatan peningkatan rasio elektrifikasi di kawasan timur Indonesia," ujarnya.

Saat ini, PT Pertamina Gas, anak perusahaan Pertamina, bekerja sama dengan PT Indonesia Power, anak perusahaan PT Perusahaan Listrik Negara, membentuk perusahaan patungan PT Pertadaya Gas yang akan melaksanakan beberapa proyek small scale LNG di kawasan timur Indonesia.

Beberapa pembangkit listrik yang akan memanfaatkan teknologi tersebut meliputi pembangkit listrik di Maros, Pesanggaran, Tanjung Batu, Batakan, Pomalaa, Halmahera, dan Kupang yang ditargetkan beroperasi pada 2014-2016.

"Total kapasitas small scale LNG di kawasan timur Indonesia mencapai sekitar satu juta ton per tahun. Untuk sumber pasokan LNG akan berasal dari sumber domestik," tutur Yenni. (art)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya