Ini Cara ESDM "Tangkap" Sopir Nakal yang Picu Solar Langka

Kunjungan Menteri ESDM Jero Wacik Ke Depo Plumpang
Sumber :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi
VIVAnews - Menteri Energi Sumber Daya Mineral  Jero Wacik mengklaim  penerapan teknologi informasi dalam sistem pengendalian bahan bakar minyak bersubsidi dapat menjadi solusi mengatasi kelangkaan solar saat ini.
CEO Freeport Temui Jokowi di Istana, Bahas Smelter hingga Perpanjangan Izin Tambang

Dengan penerapan sistem tersebut, menurut Wacik di Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa 13 April 2013, nantinya dapat mendeteksi adanya truk-truk pertambangan dan perkebunan nakal yang masih menggunakan solar berubsidi. "IT itu penanggulangan," ujarnya.
Peremajaan Sawit Jauh dari Target, Airlangga: Hanya 50 Ribu Hektare per Tahun

Dia mengungkapkan pemerintah akan menerapkan kebijakan tersebut pada Juli mendatang. Saat ini, persiapan infrastruktur pendukungnya sedang dilakukan.
Kasus DBD Melonjak Tajam di Jakarta, Dinkes DKI Ungkap Penyebabnya

"Dengan itu, nanti truk-truk nakal tidak bisa lagi dia beli seperti sekarang. Ada waktunya berapa lama itu habis," tambahnya.

Saat ini, menurut Wacik, Kementerian ESDM secara tegas melarang kendaraan perkebunan dan pertambangan untuk menggunakan solar bersubsidi. Dia juga memastikan akan melakukan pengecekan langsung di lapangansoal  implementasi pelarangan tersebut.

"Iya, makanya tambang dan kebun terutama yang besar-besar sudah kami perintahkan untuk membuat tangki penampungan solar dan dia harus beli non subsidi," tegasnya.

Kelangkaan solar

Sementara itu,  kelangkaan BBM jenis Solar di Riau makin parah. Sejak beberapa pekan belakangan, banyak stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) yang tidak melayani kendaraan karena stok kosong.

Kalau pun ada, itu hanya beberapa SPBU saja. Itu pun, hanya untuk beberapa waktu saja. Sebab, dalam hitungan jam solar habis diserbu kendaraan umum dan industri. 

Untuk itu, Pertamina Marketing Operation Region I Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) melakukan penambahan suplai solar subsidi untuk mengurangi antrean kendaraan di SPBU. Penambahan  sebanyak 20 persen dari rata-rata harian SPBU berlaku sejak Selasa 23 April 2014. 

"Pertamina mengimbau kepada kendaraan angkutan perkebunan, pertambangan, dan kehutanan agar bersedia mengisi solar non subsidi. Karena sesuai dengan Permen ESDM No. 1 Tahun 2013 perihal Pengendalian Penggunaan Bahan Bakar Minyak, melarang pengisian solar subsidi untuk kendaraan angkutan perkebunan, pertambangan dan kehutanan," ujar External Relation-Marketing Operation Region I Pertamina Sumbagut, Fitri Erika kepada VIVAnews.

Untuk itu, Pertamina Marketing Operation Region I Sumbagut telah menyediakan SPBU Solar non subsidi yang tersebar di sebagian besar wilayah Sumbagut. Dari 686 SPBU di Sumbagut tersedia sekitar 250 SPBU Solar non subsidi. (umi)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya