Investasi Membeli Kamar Hotel Mulai Marak

the Ciragan Palace Kempinski
Sumber :
VIVAnews - Investasi dengan membeli kamar yang ditawarkan oleh manajemen hotel kini mulai merambah di Yogyakarta. Upaya itu seiring dengan semakin banyaknya pembangunan hotel bintang maupun non bintang dalam beberapa tahun terakhir ini.
Peluang Liverpool Gaet Xabi Alonso Mengecil

Sekretaris Perhimpunan Pengusaha Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY, Deddy Pranowo Eryono ,kepada VIVAnews, Rabu 24 April 2013, mengatakan, penawaran investasi dengan membeli kamar hotel kelas bintang atau non bintang sudah dimulai sejak berdirinya apartemen Sejahtera di kawasan Mrican, Kabupaten Sleman, DIY, pada awal 1995. Selanjutnya, penawaran ini berkembang ke investasi kamar hotel.
Netizen Murka Disebut Suara Paslon 02 Nol: Mungkin Aku yang Dimaksud Angin Tak ber-KTP

"Saat ini, investasi dengan membeli kamar yang ditawarkan oleh menajemen hotel cukup menarik dan diburu pengusaha yang memiliki modal cukup besar," kata dia.
Pemudik Harus Hati-hati, Ada 19 Perlintasan Kereta Api di Brebes Tanpa Palang Pintu 

Ketertarikan masyarakat atau pengusaha untuk berinvestasi dengan membeli kamar yang ada di hotel seiring dengan semakin tingginya kunjungan wisata ke Yogyakarta sebagai daerah tujuan wisata kedua terbesar di Indonesia setelah Bali.

"Semakin banyaknya pengunjung, maka kebutuhan kamar hotel makin tinggi. Apalagi, hotel yang berada di kawasan ring satu atau kawasan Malioboro. Investasi dengan membeli kamar yang ditawarkan ini tetap diburu mesti harga selangit," jelas Deddy.

Berdasarkan data PHRI DIY, hotel-hotel yang ditawarkan untuk dijual kepada investor cukup banyak dan harga per kamar yang ditawarkan mulai Rp600 juta hingga di atas Rp1 miliar.

"Meski mahal, tetap saja tawaran tersebut laku terbeli oleh investor. Yang kami sayangkan adalah investornya tetap dari luar Yogya. Orang Yogya hanya jadi penonton," ujarnya.

Direktur Utama PT Graha Kencana Megah, Sugeng Nugroho, yang merupakan investor dari The Malioboro Heritage Yoyakarta Kondotel mengatakan bahwa dari 200 kamar yang akan dibangun, sebanyak 50 kamar akan ditawarkan untuk dijual kepada masyarakat dengan harga yang bervariasi.

"Dengan lokasi hotel di kawasan Ketandan yang dikenal dengan kawasan ChinaTown, dan sangat dekat dengan Malioboro, akan sangat menarik bagi investor untuk membeli kamar-kamar hotel yang kami tawarkan," katanya di tempat terpisah.

Unit-unit kamar yang ditawarkan kepada investor mempunyai harga yang bervariasi, mulai kisaran ratusan juta hingga di atas Rp1 miliar. "Kami optimistis kamar yang ditawarkan laku terjual, mengingat lokasi kondotel yang akan kami bangun pada akhir 2013 tepat berada di jantung Kota Yogyakarta," tuturnya.

Ketua PHRI DIY, Istijab, mengatakan, akan ada 46 hotel bintang dan non bintang yang akan segera dibangun di wilayah Yogyakarta. Salah satunya adalah The Malioboro Heritage Yogyakarta Kondotel, yang berlokasi di Ketandan, Kota Yogyakarta.

"Saat ini, sudah lima hotel bintang yang telah beroperasi dan empat hotel non bintang yang juga telah beroperasi di wilayah Yogyakarta," katanya.

Dengan adanya 46 hotel bintang dan non bintang di wilayah Yogyakarta ini, akan ada sekitar 27.500 kamar yang tersedia, ditambah dengan kamar-kamar dari hotel yang telah beroperasi sebelumnya. (art)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya