Nindya Karya Masih Punya Jatah Anggaran di Proyek Jalan Layang

Buruh Proyek Infrastruktur Masih Belum Beraktivitas
Sumber :
  • VIVAnews/Fernando Randy

VIVAnews - PT Nindya Karya telah menyelesaikan pekerjaannya dalam pembangunan jalan layang non tol Kampung Melayu-Tanah Abang. Ruas yang dikerjakan perseroan, menurut Pimpinan Proyek Nindya Karya, Seno Susanto, Rabu 24 April 2013, adalah bagian on ramp dan off ramp jalan layang di daerah Karet.

"Pekerjaan kami sudah selesai sejak Desember 2012," kata Seno ketika dihubungi VIVAnews.

Paket pekerjaan yang dikerjakan perusahaan konstruksi pelat merah ini, menurut Seno, bernilai sekitar Rp55 miliar. Ruas yang digarap Nindya, tersambung dengan bagian yang dikerjakan PT Istaka Karya.

Kontrak pembangunan jalan layang ini menggunakan sistem unit price dengan anggaran tahun jamak (multiyears). Nindya, menurut Seno, masih mempunyai jatah anggaran sekitar Rp500 juta yang seharusnya dikeluarkan melalui APBD Pemprov DKI Jakarta tahun 2013.

Sejauh ini, menurut dia, tidak ada masalah dalam pengerjaan on dan off ramp jalan layang itu. Letak kesulitan kemungkinan hanya di awal pengerjaan, ketika pemasangan bor pile untuk fondasi.

"Waktu itu kami tidak bisa bekerja siang, karena mengganggu lalu lintas yang memang sudah macet. Jadi, kami harus kerja tengah malam," tuturnya.

Sebelumnya, Direktur Nindya Karya, Eddy Sularso, mengatakan, perseroan bisa menyelesaikan proyek lebih cepat dari target dengan ongkos yang lebih murah.

"Katakanlah anggarannya dari pemda itu Rp50 miliar, kami mengerjakannya dengan Rp45 miliar saja, ternyata bisa. Sisanya digunakan untuk pekerjaan tambahan lainnya," kata Eddy.

Eddy mengakui bahwa Nindya Karya sempat ditawari untuk menggarap bagian proyek yang belum selesai di jalur Kampung Melayu-Tanah Abang itu. Namun, karena harga proyeknya sudah tidak sesuai, perseroan menolak.

Perjuangan Dinda Kanyadewi Main Film Badarawuhi di Desa Penari, Make Up sampai 6 Jam

Kini, proyek jalan layang senilai Rp2,02 triliun itu dihentikan sementara. Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahja Purnama, meminta Badan Pemeriksa Keuangan serta Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan untuk mengaudit proyek tersebut.

Prabowo Subianto, Airlangga Hartarto, Zulkifli Hasan

Prabowo Ingin Bentuk 'Executive Heavy" dengan Rangkul Semua Parpol, Kata Peneliti BRIN

Pengamat politik yang merupakan Peneliti Utama BRIN menyebut upaya Prabowo Subianto untuk merangkul parpol lain non-pendukungnya, sesuai dengan janji kampanyenya.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024