Sumber :
- VIVAnews/Fernando Randy
VIVAnews - Pemerintah berencana untuk menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, karena subsidi yang diberikan membuat anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) tidak sehat.
Baca Juga :
BMKG Sebut Gelombang hingga 2,5 Meter Bakal Terjadi di Perairan Indonesia, Ini Lokasinya
Senior Associate and Bakrie Chair in Southeast Asian Studies, Vikram Nehru, saat ditemui di Jakarta, Jumat 3 Mei 2013, menyetujui rencana pemerintah tersebut, karena akan memberikan sentimen positif. "Kenaikan harga BBM justru bagus untuk jangka panjang," kata dia.
Menurut dia, dengan kenaikan harga BBM tersebut akan mendorong penghematan yang bisa menyelamatkan APBN. Selain itu, pemerintah bisa mengalokasikan subsidi BBM kepada sektor-sektor perekonomian lainnya.
Baca Juga :
Dominasi Skuad Timnas U-23 di Piala Asia, Menpora Dito Akan Terus Maksimalkan PPLP dan SKO
"Ini (subsidi BBM) bisa dialihkan kepada pembangunan infrastruktur," jelas Vikram.
Seperti diketahui, pemerintah berencana menaikkan harga BBM bersubsidi. Awalnya, pemerintah ingin membuat opsi dua harga BBM, yaitu BBM untuk angkutan umum dan sepeda motor, serta BBM untuk mobil pribadi.
Namun, pemerintah membatalkan rencana itu dan menjadikan kenaikan harga BBM menjadi satu harga.
Sebagaimana yang disampaikan Plt Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, Bambang Brodjonegoro, kenaikan harga BBM yang tak sampai Rp6.500 per liter itu bisa menghemat anggaran sebesar Rp30 triliun. (art)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Seperti diketahui, pemerintah berencana menaikkan harga BBM bersubsidi. Awalnya, pemerintah ingin membuat opsi dua harga BBM, yaitu BBM untuk angkutan umum dan sepeda motor, serta BBM untuk mobil pribadi.