Saratoga Pilih Fokus pada Tiga Sektor Ini

Edwin Soeryadjaya
Sumber :
  • Dok. ANTV
VIVAnews – PT Saratoga Investama Sedaya memfokuskan pada tiga sektor utama pendorong pertumbuhan ekonomi, yaitu produk dan jasa layanan konsumer, infrastruktur, dan sumber daya alam.
Survei LSI: Tingkat Kepuasan Publik pada Jokowi Naik 76,2 Persen

Komisaris Utama Saratoga, Edwin Soerjadjaya, dalam keterangan tertulisnya yang diterima VIVAnews, Kamis 23 Mei 2013, mengaku optimistis investasinya pada tiga sektor utama itu akan terus bertumbuh secara positif dalam 3-5 tahun mendatang.
Soal Konflik Israel-Iran, Airlangga Cermati Dampak ke Sektor Logistik Minyak Mentah Dunia

Upaya itu, menurut dia, didukung oleh kuatnya fundamental ekonomi dan tingginya konsumsi domestik Indonesia. Tahun ini, konsumsi domestik diperkirakan berkontribusi hingga 55 persen dari produk domestik bruto (PDB) nasional.
Pengakuan Jay Idzes soal Lemparan Maut Pratama Arhan

"Dalam lima tahun terakhir, aset Saratoga meningkat lebih dari tiga kali. Jumlah anak perusahaan di bawah kendali Saratoga saat ini sebanyak 15 perusahaan dengan lebih dari 30 ribu karyawan," ujar Edwin.

Beberapa anak perusahaan mampu mengalami pertumbuhan bisnis yang sangat cepat. Dia mencontohkan PT Mitra Pinasthika Mustika yang dalam dua tahun terakhir asetnya meningkat dari Rp2,59 triliun pada 2011 menjadi Rp9,07 triliun.

Untuk semakin memperkuat bisnisnya, Mitra Pinasthika kini sedang dalam proses menawarkan saham ke publik (IPO). Melalui aksi korporasi itu, Mitra Pinasthika menargetkan dapat meraih dana di atas Rp1,5 triliun.

"Ruang bagi pertumbuhan bisnis aset-aset investasi yang kami kelola masih sangat besar. Untuk itu, kami secara aktif terus melakukan investasi baru agar Saratoga tumbuh maksimal," kata dia.

Melalui strategi pengelolaan portofolio yang aktif, beberapa aset investasi Saratoga kini menjadi pemain utama di sektor bisnisnya masing-masing. Misalnya PT Adaro Energy Tbk yang bergerak di sektor pertambangan dan energi serta PT Tower Bersama Tbk yang berbisnis infrastruktur telekomunikasi.

Presiden Direktur Saratoga, Sandiaga S. Uno, mengungkapan, sejak dikelola Saratoga, produksi batu bara Adaro meningkat dari sekitar 14 juta ton per tahun menjadi di atas 50 juta ton pada 2013.

Adaro, dia melanjutkan, juga menjadi perusahaan pertambangan dan energi terintegrasi dengan biaya produksi paling rendah. Pada kuartal I-2013, pendapatan Adaro mencapai US$740,6 juta dengan laba bersih sebesar US$ 41,6 juta.

Ekspansi Tower Bersama juga sangat agresif. Jumlah pelanggan perusahaan meningkat signifikan sejak 2010 menjadi 14.319 penyewaan per 31 Maret 2013. Tower Bersama mencatatkan pendapatan Rp618 miliar dengan EBITDA Rp507 miliar untuk kuartal pertama 2013.

Pendapatan tersebut meningkat 100 persen dan EBITDA meningkat 107 persen dibandingkan periode sama 2012.

"Saratoga bukan konglomerasi atau holding company yang biasanya pasif. Kami merupakan perusahaan investasi yang selalu aktif mencari dan memaksimalkan setiap opportunity bisnis untuk meningkatkan value anak perusahaan kami. Perusahaan itu harus dinamis, bisa tumbuh secara organik maupun anorganik," jelas Sandiaga. (art)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya