Emas dan Bawang Penyebab Deflasi Mei

Harga Emas
Sumber :
  • VIVAnews/Muhamad Solihin

VIVAnews - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin, Senin 3 Juni 2013, menyatakan, terjadinya deflasi pada Mei 2013 sebesar 0,03 persen disebabkan turunnya harga komoditas bawang merah dan bawang putih.

Komoditas bawang merah menyumbang deflasi 0,23 persen, sedangkan bawang putih deflasi sebesar 0,13 persen. Turunnya harga bawang putih dan merah ini disebabkan kebijakan impor kedua komoditas tersebut.

Pada komoditas bawang merah, terjadi deflasi di 62 kota Indeks Harga Konsumen (IHK). "Untuk bawang merah, deflasi tertinggi ada di Pematang Siantar. Sementara itu, sebagian kota mengalami penurunan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 10-40 persen," katanya saat ditemui di kantor BPS Jakarta.

Sementara itu, deflasi bawang putih terjadi di kota Pangkal Pinang sebesar 40 persen. Tetapi, di kota Tanjung Pinang ada sedikit kenaikan bawang putih sebesar 1 persen.

Selain bawang, emas juga penyumbang deflasi sebesar 0,1 persen yang disebabkan oleh turunnya harga emas internasional. Deflasi harga emas terjadi di 64 kota, dengan deflasi harga emas tertinggi terjadi di Kendari, 11 persen. Hanya ada satu kota yang mengalami kenaikan harga emas, di Tanjung Pinang sebesar dua persen.

Sementara itu, hal-hal yang menghambat inflasi adalah Tarif Dasar Listrik (TDL), cabai merah dan rokok. TDL menyumbang inflasi 0,09 persen yang terjadi di 64 kota. Cabai merah juga masih menjadi penyumbang inflasi 0,09 persen di 53 kota IHK.

Smart Finance Gandeng CBI Redam Risiko Kredit Macet

"Produksinya dari sentra penghasil cabai berkurang," kata Suryamin.

Lalu, penghambat terakhir adalah rokok kretek filter yang menyumbang inflasi sebesar 0,02 persen. "Memang ada penyesuaian tarif di 36 kota. Tertinggi di Pangkal Pinang sebesar 7 persen dan di Bogor sebesar 6 persen," kata dia.

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Hatta Rajasa, menyatakan pemerintah akan menjaga terus potensi tingginya laju inflasi. Ia menyambut baik Indonesia dalam dua bulan terakhir mengalami deflasi.

"Kami harus menjaga betul transaksi modal, yang dalam bentuk investasi langsung dan transaksi keuangan. Pemerintah juga harus jaga iklim investasi," ujarnya di gedung DPR, Jakarta.

Dengan deflasi ini, ia optimistis inflasi hingga akhir tahun dapat dikendalikan di kisaran tujuh persen. Namun, ia mewaspadai beberapa peristiwa yang dapat menyebabkan peningkatan konsumsi masyarakat seperti bulan suci Ramadan dan tahun ajaran baru. Berbagai peristiwa tersebut menyebabkan potensi inflasi tinggi. (art)

Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Demokrat Herzaky Mahendra Putra.

Demokrat Munculkan Nama Dede Yusuf untuk Pilkada Jakarta 2024

Partai Demokrat menyebut nama kadernya Dede Yusuf yang potensial untuk diusung dalam Pilkada Jakarta 2024.

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024