Riset: Penggunaan Energi Nuklir Dunia Terus Turun

Reaktor nuklir Korea Selatan
Sumber :
  • inhabitat.com
VIVAnews -
Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Tersangka Korupsi, Pj Gubernur Jatim: Kita Serahkan Proses Hukum
BP Statistical Review of World Energy 2013 menemukan pada 2012 lalu penggunaan energi nuklir jauh menurun akibat Jepang  menonaktifkan pembangkit tenaga nuklir setelah kecelakaan Fukushima 2011 lalu.
Buku Karya Penulis Israel yang Diduga Pengaruhi Zara Lepas Hijab Beredar di Indonesia


Dituding Nikita Mirzani Lakukan Kekerasan, Ucapan Lebaran Rizky Irmansyah Jadi Sorotan Warganet
Dalam keterangan tertulis yang diterima VIVAnews
, Kamis 13 Juni 2013, Jepang mengalihkan sumber energi dari nuklir dengan mengimpor bahan bakar fosil seperti gas alam cair (LNG). Sedangkan di Eropa terjadi pergeseran sumber energi dari gas menjadi batu bara akibat mahalnya harga gas.


"Bagi kami di industri energi tantangannya adalah menanggapi perubahan besar, pergeseran permintaan negara-negara berkembang dan pergeseran pasokan menuju keragaman sumber energi, termasuk yang tidak konvensional," kata BP Group Chief Executive, Bob Dudley.


Output
nuklir global turun 6,9 persen, penurunan terbesar dalam dua tahun berturut-turut. Jepang menjadi negara tertinggi yang mematikan energi nuklir, sebesar 89 persen atau 82 persen dari
output
global. Komposisi nuklir dalam konsumsi energi global saat ini hanya 4,5 persen, terkecil sejak 1984.


Pertumbuhan konsumsi energi global secara keseluruhan turun dari 2,4 persen pada 2011 menjadi 1,8 persen pada 2012. Disebabkan perlambatan ekonomi, dan tingginya harga sumber energi membuat berbagai negara berlomba-lomba untuk efisiensi penggunaan energi.


Minyak masih menjadi bahan bakar utama dunia, dengan 33,1 persen konsumsi energi global. Namun, tingkat pertumbuhan konsumsi minyak global paling lemah di antara bahan bakar fosil lainnya, hanya 0,9 persen. Batu bara menjadi bahan bakar fosil yang tumbuh paling cepat, yaitu 2,5 persen yang didominasi oleh China.


Di bawah batu bara ada peningkatan konsumsi energi terbarukan di luar nuklir sebesar 2,4 persen lalu diikuti gas alam dunia yang tumbuh 2,2 persen. Emisi karbon dioksida global terus tumbuh pada 2012 namun dalam tingkat yang lebih lambat dibandingkan 2011.


"2012 merupakan tahun adaptasi global untuk mengubah lansekap energi. Negara-negara membuka sumber daya lebih banyak lagi," kata BP Chief Economist, Christof Rühl. (eh)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya