Bank Dunia Koreksi Pertumbuhan Ekonomi, Ini Tanggapan Pemerintah

kunjungan wakil menteri keuangan Mahendra Siregar
Sumber :
  • VIVAnews/Ikhwan Yanuar
VIVAnews - Bank Dunia dalam laporan triwulan yang dirilis hari ini, Selasa 2 Juli 2013, menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia dari 6,2 persen menjadi 5,9 persen.
Timur Tengah Memanas, Australia Peringatkan Warganya Segera Tinggalkan Israel

Menanggapi hal tersebut, Wakil Menteri Keuangan, Mahendra Siregar di Kementerian Koordinator bidang Perekonomian, Jakarta, mengaku optimistis pertumbuhan ekonomi pada tahun ini masih bisa lebih besar dari proyeksi tersebut.
Program Beasiswa Kuliah S1 di Jepang, Bebas Biaya dan Dapat Uang Saku Rp12 Juta Perbulan

Meskipun, dirinya tidak menepis kemungkinan bahwa tidak akan sesuai dengan asumsi pemerintah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan 2013 sebesar 6,3 persen.
Pentingnya Mencintai Diri: Melawan Depresi dan Maraknya Percobaan Bunuh Diri

"Kami melihatnya tetap optimistis pertumbuhan akan berada di atas enam persen," ujarnya.

Mahendra menjelaskan, koreksi turun yang diproyeksikan Bank Dunia itu mempertimbangkan beberapa aspek. Salah satunya, kondisi perekonomian dunia yang belum membaik akibat krisis ekonomi yang terjadi.

Untuk itu, dia mengatakan bahwa koreksi tersebut merupakan hal yang wajar. Terlebih lagi, penurunan ekonomi bukan hanya terjadi di Indonesia.

"Ada beberapa negara, saya tidak tahu persis berapa yang diperkirakan turun pertumbuhannya dari 3,7 persen menjadi 3,4 persen. Nah, itu yang menyebabkan bahwa dilihat dampaknya atau potensi risiko kepada Indonesia juga dapat mengalami penurunan lebih lanjut," tambahnya.

Terlepas dari kondisi ekonomi global, Mahendra mengatakan bahwa pemerintah juga terus memperkuat ketahanan ekonomi domestik Indonesia. Kondisi tersebut terbukti dengan terus dilakukannya perbaikan dari sisi fiskal, moneter, dan peningkatan daya beli masyarakat.

"Perbaikan tersebut, contohnya dalam pelaksanaan kebijakan APBN-P 2013. Perbaikan juga dalam pengeluaran sosial maupun kesejahteraan. Itu bisa tetap dilakukan, walau kondisi global belum akan mudah atau semakin baik," tambahnya.

Sementara itu, akibat kebijakan kenaikan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, Bank Dunia juga memproyeksikan inflasi pada tahun ini akan mencapai sembilan persen. Angka tersebut, jauh dari target pemerintah sebesar 7,2 persen.

Namun, Mahendra meyakini bahwa dengan upaya yang dilakukan pemerintah, laju inflasi dapat ditekan, khususnya inflasi tahun ini. Apalagi, inflasi akibat kenaikan harga BBM, menurut dia, bersifat sementara. (art)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya