Proyek ADB Hubungkan Jaringan Listrik RI dan Malaysia

Waduk Saguling untuk PLTA di Bandung Barat
Sumber :
  • Antara/ Rosa Panggabean
VIVAnews - Pemerintah Republik Indonesia dan Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ADB) akan membangun saluran transmisi lintas negara yang menghubungkan Kalimantan Barat dengan Sarawak, Malaysia.
Anies soal Tawaran Jadi Menteri di Kabinet Prabowo: Belum Ada yang Ngajak

Proyek tersebut, menurut Kepala Perencanaan Sistem PT Perusahaan Listrik Negara, I Made Ro Sakya, Rabu 28 Agustus 2013, akan menyediakan listrik ramah lingkungan dari pembangkit listrik tenaga air (PLTA) ke 8.000 rumah tangga. 
Viral Video Transformasi Makeup Pengantin Jadi Sorotan Netizen

"Kesepakatan ini merupakan wujud kerja sama jangka panjang dengan negara tetangga, dan sebuah langkah maju bagi terciptanya interkonektivitas ASEAN," ujarnya dalam keterangan tertulisnya. 
Lolos Jadi Anggota DPR, Denny Cagur Ungkap Kenangan Haru dengan Almarhumah Ibu

PLN saat ini menggunakan bahan bakar minyak untuk mengoperasikan pembangkit listrik di Kalimantan Barat. Hal ini menyebabkan harga listrik di kawasan tersebut menjadi mahal, mencapai US$25 sen per kilowatt-jam (kWh).

Dalam perjanjian kerja sama listrik yang disepakati dengan Sarawak, harga listrik di Kalimantan Barat dapat ditekan menjadi US$18 sen per kWh. Sementara itu, emisi karbondioksida dari penggunaan pembangkit listrik tenaga minyak dapat dikurangi menjadi 400 ribu ton per tahunnya hingga 2020. 

Proyek ini akan membangun jaringan transmisi sepanjang 145 kilometer, pengembangan gardu distribusi, dan satu gardu induk untuk menjamin pasokan listrik yang memadai di Kalimantan Barat.

Selain itu, jaringan transmisi bertegangan tinggi dan gardu induk lintas batas sepanjang 83 kilometer akan menghubungkan jaringan listrik Kalimantan Barat dengan Sarawak. Diperkirakan, listrik sebesar 230 megawatt per jam dapat mengaliri jaringan tersebut. 

"Ini adalah kerja sama yang saling menguntungkan," ujar Spesialis Energi ADB, Sohail Hasnie.

"Kalimantan Barat mendapatkan pasokan energi ramah lingkungan dan memiliki pilihan sumber daya. Sarawak dapat mengekspor listrik tenaga airnya yang pertama," tuturnya.

"Sedangkan kawasan ASEAN timur, melangkah makin dekat dalam mewujudkan suatu jaringan transmisi listrik antar-kawasan yang melintasi Brunei Darussalam, Indonesia, dan Malaysia," tambahnya.

Hemat US$100 Juta
Melalui proyek interkoneksi ini, PLN diperkirakan dapat menghemat US$100 juta per tahun melalui pengurangan penggunaan bahan bakar minyak untuk pembangkit listriknya.

Sekitar 8.000 rumah tangga juga mendapat manfaat, antara lain melalui pemahaman akan pentingnya penggunaan energi secara efisien, tersedianya penerangan yang hemat energi, dan perbaikan pelayanan fasilitas umum seperti rumah sakit dan sekolah melalui ketersediaan listrik yang memadai. 

Saat ini, ADB sedang menyiapkan pinjaman proyek yang kedua untuk membiayai saluran transmisi yang berada di Malaysia. Kedua negara sepakat untuk menuntaskan pembangunan ini pada Desember 2014, agar dapat beroperasi pada 1 Januari 2015. 

ADB yang berkedudukan di Manila bertekad untuk mengentaskan kemiskinan di kawasan Asia dan Pasifik melalui pertumbuhan ekonomi yang inklusif, berkelanjutan bagi lingkungan, dan terintegrasi secara regional.

Berdiri pada 1966, ADB dimiliki oleh 67 negara, 48 di antaranya berada di kawasan Asia-Pasifik. Pada 2012, bantuan ADB di kawasan ini mencapai US$21,6 miliar, termasuk pembiayaan bersama sebesar US$8,3 miliar. (art)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya