Swasembada Kedelai Sulit Terwujud Kembali

Kedelai
Sumber :
  • http://www.made-in-china.com
VIVAnews
Prediksi Serie A: Cagliari vs Juventus
- Nilai keekonomian yang rendah membuat swasembada kedelai sulit terwujud kembali di Indonesia. Petani kurang terangsang untuk menanam kedelai karena dinilai tidak menguntungkan.

9 Deretan Patung Yesus Kristus Tertinggi di Dunia, Indonesia Menempati Posisi Pertama

Direktur Budidaya Aneka Kacang dan Umbi-Umbian Ditjen Tanaman Pangan Kementrian Pertanian, Maman Suherman, Kamis 5 September 2013, menyatakan bahwa setelah sempat mengalami swasembada kedelai pada 1992, para petani dihantam oleh regulasi impor yang dikeluarkan pada 1998.
Tim Hukum Prabowo Sebut Amicus Curiae MK Bentuk Intervensi Peradilan


"Petani lebih tertarik tanam jagung, padi. Saat panen raya harga kedelai jatuh bisa ke Rp 3.000-4.000,  padahal harga produksi Rp 5.000 per kilogramnya," ujar Maman di kantor Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU), Jakarta.


Meski demikian, Maman melanjutkan, kementerian pertanian terus melakukan upaya untuk dapat mewujudkan kembali swasembada tersebut. Salah satunya dengan mendorong perluasan lahan tanam kedelai.


Penambahan lahan tanam kedelai ditargetkan sekitar satu juta hektar per tahun. Pemerintah mendorong ketersediaan lahan hingga 220 ribu hektar.


"Yang terealisasi 80 ribu hektar. Pemerintah bantu sarana produksi. Selain anomali cuaca, penyiapan benih juga kendala," kata Maman.


Namun, hal ini dibantah oleh salah satu importir kedelai, Direktur PT FKS Multi Agro, Kusnarto. Di tempat yang sama, Kusnarto menyatakan bahwa impor yang marak dilakukan sejak regulasi dibuka pada 1998 itu bukan penyebab swasembada sulit terwujud.


Menurut Kusnarto, produksi kedelai berkurang justru karena pemerintah kurang banyak peranannya.


"Tanam kedelai kan sekarang sudah tidak ada sisi keekonomiannya," kata Kusnarto.


Pada era pemerintahan Presiden Soeharto, Kusnarto menjelaskan, para petani diberikan isentif yang berlimpah jika menanam kedelai. Nilai jualnya pun telah ditetapkan 1,5 kali dari harga beras yang ditetapkan.


"Pak Harto memberikan insentif bagi petani yang memanam kedelai karena dianggap itu nilainya sama dengan beras," kata Kusnarto. (eh)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya