Sumber :
- VIVAnews/Muhamad Solihin
VIVAnews
- Bank Indonesia menyatakan cadangan devisa per akhir Agustus 2013 mencapai US$93 miliar. Jumlah ini setara pembayaran lima bulan impor dan utang luar negeri.
Cadangan devisa ini hanya naik tipis dibanding akhir Juli 2013 yang mencapai US$92,7 miliar.
Cadangan devisa ini hanya naik tipis dibanding akhir Juli 2013 yang mencapai US$92,7 miliar.
Direktur Eksekutif Departemen Hubungan Masyarakat Bank Indonesia, Difi A Johansyah, mengungkapkan, meningkatnya jumlah cadangan devisa tersebut disebabkan oleh berbagai faktor. Salah satunya adalah masuknya arus modal asing
(capital inflow)
ke Sertifikat Bank Indonesia sebesar Rp400 miliar.
Dengan kenaikan cadangan devisa, Difi meyakini, tekanan terhadap neraca perdagangan dan rupiah akan sedikit mereda. "Jumlah ini cukup untuk mengatasi defisit neraca pembayaran dan ketidakpastian ekonomi global ke depan," tegasnya.
Namun, Difi melanjutkan, untuk mengantisipasi gejolak ekonomi ke depan, BI sudah memiliki bantalan kecukupan cadangan devisa berlapis dari kerja sama dalam bentuk perpanjangan Bilateral Swap Agreement (BSA) dengan Bank of Japan.
"
Second line of defense
ini sebagaimana diumumkan sebelumnya sebesar US$12 miliar," tegasnya.
Meskipun dana tersebut belum terpakai, Difi mengatakan, saat ini BI tengah menjajaki perjanjian serupa dengan beberapa bank sentral di negara kawasan. "Dananya belum dipakai, tapi sudah efektif," ungkapnya. (adi)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Direktur Eksekutif Departemen Hubungan Masyarakat Bank Indonesia, Difi A Johansyah, mengungkapkan, meningkatnya jumlah cadangan devisa tersebut disebabkan oleh berbagai faktor. Salah satunya adalah masuknya arus modal asing