Danareksa: Fluktuasi Rupiah Makin Jadi Perhatian Investor

Rupiah Anjlok
Sumber :
  • VIVAnews/Muhamad Solihin

VIVAnews - Fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS makin jadi perhatian utama investor pasar modal. Namun, pelaku pasar optimistis, pelemahan nilai tukar tidak berlangsung lama.

Berdasarkan data PT Bank Central Asia Tbk, kurs jual rupiah pada Selasa 10 September 2013, menguat di level Rp11.800 per dolar AS. Sehari sebelumnya, nilai tukar rupiah berada di posisi Rp11.950 per dolar AS.

Sementara itu, berdasarkan data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia, kurs referensi dipatok Rp11.180 per dolar AS. Dibanding Senin 9 September 2013 di level Rp11.188 per dolar AS, rupiah menguat tipis.

Direktur Utama PT Danareksa, Heru D Adhiningrat, optimistis, kebijakan pemerintah untuk meredam gejolak rupiah akan mampu membuat mata uang domestik itu menguat. Kondisi ini seiring dengan kuatnya fundamental ekonomi Indonesia.

"Kami yakin gejolak ekonomi global juga akan mereda," kata Heru di Jakarta.

Menurut dia, ada enam faktor yang membuat nilai tukar akan kembali stabil. Salah satunya adalah perbaikan ekonomi global seperti di Amerika Serikat dan Jepang. Perbaikan ekonomi pada kedua negara itu akan berdampak positif bagi ekonomi Indonesia.

"Pertama, dengan membaiknya ekonomi AS dan Jepang, perekonomian global akan membaik. Itu akan membesar peluang ekspor kita," ujarnya.

Kedua, membaiknya ekonomi China dan India. Dua negara tersebut juga merupakan pangsa ekspor terbesar bagi Indonesia.

Soetta Jadi Bandara Tersibuk di Asia Tenggara

Keringanan Pajak

Selanjutnya, yang ketiga, adalah keringanan pajak untuk industri padat karya dan padat modal. Dengan harapan, industri tersebut tidak terkena dampak fluktuasi ekonomi global, sehingga menghindarkan dari pemutusan hubungan kerja (PHK).

"Keempat adalah adanya paket kebijakan yang telah dikeluarkan pemerintah. Paket kebijakan tersebut diharapkan akan mendorong pertumbuhan ekonomi," tegasnya.

Kelima, yaitu rencana pemerintah yang akan mengurangi impor bahan bakar minyak jenis solar untuk menekan defisit neraca perdagangan. "Kami percaya, upaya pemerintah dapat memperkecil defisit neraca berjalan," ujar Heru.

Keenam, Heru melanjutkan, adanya paket kebijakan pemerintah yang mendorong investasi di dalam negeri. Upaya ini diharapkan mampu meningkatkan kepercayaan investor yang ingin menanamkan modalnya di Indonesia. (ren)

Iran Punya Aturan Serangan Baru Untuk Negaranya
Wika Salim

Wika Salim Ungkap Kondisi Terkini Tukul Arwana

Interaksi Tukul Arwana dengan rekan-rekan artis yang ingin membesuk masih dibatasi oleh pihak keluarga.

img_title
VIVA.co.id
18 April 2024