Stanchart: Rupiah Menuju Titik Keseimbangan Rp11.500/Dolar

Sumber :
  • ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma
VIVAnews
Lalu Lintas Kendaraan di Tol Japek Arah Cikampek Dialihkan Keluar Km 68 GT Kalihurip
- Pergerakan nilai tukar rupiah kini cenderung stabil dibandingkan beberapa pekan lalu. Faktor yang memengaruhi di antaranya kenaikan suku bunga acuan (BI Rate) menjadi 7 persen, dan meredanya kekhawatiran pengurangan stimulus di AS.

Arsenal Tidak Akan Juara Premier League

Ekonom Standard Chartered Bank, Fauzi Ichsan, Selasa 10 September 2013, memprediksi rupiah pada akhir 2013 berada di titik keseimbangan baru Rp11.500 per dolar AS.
Noel Joman Sebut Sikap Sinis Hasto ke Jokowi Merugikan PDIP dan Megawati


"Untuk itu, guna menjaga fundamental rupiah, diperlukan cadangan devisa yang cukup kuat," ujar dia di Jakarta.


Ia menuturkan, saat ini, sedikitnya terdapat US$125 miliar dana eksportir yang disimpan di Singapura. Dana ini jauh melebihi jumlah cadangan devisa yang hanya US$93 miliar.


"Kuatnya cadangan devisa itu tergantung berapa banyak yang mau jual dolar. Sekarang, pemilik banyak 'parkir' dolar di luar negeri. Kalau hanya BI satu-satunya pemasok dolar tidak akan cukup," tegasnya.


Dia menjelaskan, kenaikan cadangan devisa menjadi US$93 miliar, tidak akan berpengaruh banyak. Sebab dari jumlah tersebut, sekitar US$10 miliar merupakan dana milik perbankan yang sengaja ditaruh di Bank Indonesia melalui term deposit valas.


Seperti diketahui, pagi tadi, nilai tukar rupiah menguat tipis terhadap dolar AS. Berdasarkan data transaksi aktual antar bank, kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) yang diterbitkan Bank Indonesia dipatok Rp11.180 per dolar AS.


Kurs referensi tersebut menguat tipis dibanding Rp11.188 per dolar AS pada sehari sebelumnya. BI mulai mematok kurs referensi di atas Rp11.000 per dolar AS sejak 4 September 2013.


Sementara itu, cadangan devisa per akhir Agustus naik tipis dari US$92,7 miliar menjadi US$93 miliar. (umi)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya