BI: Defisit Neraca Pembayaran Akan Membaik

Dolar AS Menguat
Sumber :
  • VIVAnews/Muhamad Solihin
VIVAnews
Fenomenal, Timnas Indonesia U-23 Lolos Semifinal Piala Asia U-23 Usai Kalahkan Korsel
- Bank Indonesia memperkirakan neraca pembayaran Indonesia segera membaik. Perkiraan tersebut dipengaruhi berkurangnya defisit neraca perdagangan migas, setelah pada Juli 2013 mencatat defisit besar akibat tingginya impor.

Gong Yoo dan Song Hye Kyo Bakal Main Drama Sejarah Bareng

"Impor migas saat itu untuk penambahan stok penyangga dalam mengantisipasi Idul Fitri," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Difi A Johansyah, di Jakarta, Kamis 12 September 2013.
Viral Aksi Emak-emak di Makassar Mengamuk Sambil Ancam Pakai Parang Penagih Utangnya


Difi mengatakan, berkurangnya defisit neraca perdagangan migas, secara gradual diperkirakan terus menurun. Kondisi itu akan membuat defisit transaksi berjalan lebih kecil dibanding triwulan II-2013.


Penurunan defisit transaksi berjalan juga dipengaruhi melemahnya permintaan domestik dan berbagai kebijakan untuk menekan impor.


Sementara itu, menurut Difi, neraca modal dan finansial diperkirakan surplus besar didorong arus masuk
foreign direct investment
(FDI). Selain itu, investasi portofolio juga masih memadai untuk membiayai defisit pada transaksi berjalan.


Bank Indonesia, dia melanjutkan, juga menilai kondisi utang luar negeri swasta masih cukup sehat. Situasi itu karena banyak ditopang komposisi utang dengan tenor jangka panjang dan didominasi oleh perusahaan yang berorientasi ekspor.


"Cadangan devisa pada akhir Agustus 2013 tercatat US$93 miliar, atau relatif stabil dari posisi akhir Juli 2013 sebesar US$92,7 miliar," tuturnya.


Cadangan devisa pada akhir Agustus tersebut setara 5,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.


Dia menjelaskan, nilai tukar rupiah berangsur-angsur stabil dan pasar valas antar bank mulai kembali aktif. Hingga akhir Agustus 2013, tekanan pada nilai tukar rupiah masih berlanjut dan ditutup pada Rp10.920 per dolar AS. Posisi ini melemah 5,8 persen dibandingkan akhir Juli 2013, atau 11,7 persen dibandingkan akhir 2012.


"Kini, rupiah berangsur-angsur stabil dan pada 11 September diperdagangkan di kisaran Rp11.350-11.515 per dolar AS," kata dia.


Pada hari ini, nilai tukar rupiah melanjutkan tren penguatan. Bank Indonesia menilai perkembangan nilai tukar rupiah konsisten dengan kondisi fundamental serta mendukung peningkatan ekspor dan penurunan impor. (sj)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya