Forum APEC Bermanfaat Bagi Pengusaha Kecil?

Memahat Patung Batu Padas
Sumber :
  • ANTARA/Nyoman Budhiana
VIVAnews - Selama 24 tahun bergabung menjadi anggota forum kerja sama ekonomi Asia Pasifik (APEC), implikasi yang dirasakan oleh Indonesia baru dinikmati kalangan pebisnis semata.
Ledakan Terdengar di Bandara hingga Pusat Nuklir Iran

"Bagi rakyat kecil, baru sedikit merasakan dampak positif bergabung dengan APEC," kata analis politik ekonomi internasional, Beginda Pakpahan, yang ditemui VIVAnews.
Rupiah Amblas ke Rp 16.200 per dolar AS, Gubernur BI Lakukan Intervensi

Pria yang menyandang gelar doktor dari Universitas Edinburgh, Inggris, pada awal tahun ini, tersebut menjelaskan manfaat yang dirasakan para pengusaha yakni dapat memperoleh sebuah kartu perjalanan bisnis khusus bernama Kartu Perjalanan Bisnis APEC (ABTC). 
Terungkap 3 Alasan Iran dan Arab Saudi Saling Bermusuhan, Isu Agama Paling Kuat

Kartu ini, kata dia, dapat digunakan sebagai visa untuk berkunjung ke negara-negara anggota ekonomi APEC. Tercatat, ada 19 negara anggota yang dapat dimasuki dengan kartu khusus itu. 

Menurut Beginda, dengan memegang kartu berukuran kartu kredit ini, dapat menghemat waktu pebisnis dalam memperoleh visa. ABTC berlaku selama tiga tahun.

"Karena ini merupakan forum ekonomi, maka yang merasakan manfaat secara langsung para pelaku ekonominya. Namun, sekarang yang jadi pertanyaan, apakah pengusaha kecil menengah (UKM) atau kalangan non bisnis bisa ikut merasakan implikasinya," ungkap Beginda. 

Penyelenggaraan KTT tahunan antarpara Menteri Koperasi dan UKM di forum APEC saja, ungkap Beginda, belum tentu dapat membantu mempromosikan produk dan layanan yang dibesut para pelaku bisnis UKM. 

Padahal idealnya, lanjutnya, dengan bergabung ke dalam forum APEC, diharapkan akan ada efek bola salju setelah mendapat akses ke pasar Asia Pasifik. 

"Dari situ, lalu Indonesia dapat memaksimalkan sumber daya manusia dalam negeri dan membuat produk-produk tanah air tembus ke pasar Asia Pasifik. Efeknya, dapat menyumbangkan pemasukan bagi perekonomian dalam negeri," kata pria yang sehari-hari bekerja sebagai pengajar dan peneliti di Universitas Indonesia tersebut.

Sebab itu, kata Beginda, dengan memikul tanggung jawab sebagai ketua dalam penyelenggaraan APEC di 2013, Indonesia memiliki poin strategis dan harus dimaksimalkan sebaik-baiknya. 

"Paling tidak dengan jadi ketua, Indonesia memiliki keuntungan untuk mendorong agenda yang akan dibahas dalam pertemuan kali ini," ujar dia. 

Ada tiga agenda yang akan diangkat Indonesia dalam KTT 2013 APEC, yakni mencapai tujuan yang termaktub dalam Deklarasi Bogor, konektivitas secara teknis di antara negara anggota APEC dan mencapai pertumbuhan berkelanjutan serta merata. 

Keterlibatan Indonesia di forum APEC sudah dimulai sejak awal organisasi kerja sama ekonomi itu dibentuk 1989 silam. Indonesia merupakan satu dari 12 negara yang turut membidani lahirnya APEC. 

Menurut Beginda, motif Indonesia bergabung ke dalam APEC, karena saat itu intra kawasan Asia Tenggara belum cukup besar. "Maka diharapkan dengan mengikutsertakan negara-negara besar seperti Amerika Serikat dan negara bisa mengembangkan perdagangan Indonesia dan negara lain di ASEAN," ujarnya. 

Kini APEC beranggotakan 19 negara dan dua administrasi pemerintahan. Sistem keanggotaan yang berlaku di dalam APEC lebih luwes dan melalui konsensus. "Semua keputusan di APEC itu berbasis sukarela," kata Beginda.  
Ke-21 negara anggota itu, akan bertemu pada tanggal 1-8 Oktober mendatang di Nusa Dua, Bali.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya