Survei: Tingkat Pengembalian Deposito RI Rendah di Asia

Pameran Perbankan Apconex 2010
Sumber :
  • VIVAnews/ Tri Saputro

VIVAnews - Laporan terbaru yang dirilis Manulife Asset Management menunjukkan tingkat pengembalian deposito perbankan di Indonesia termasuk rendah di Asia. Melalui alat ukur yang disebut Bona Fide Real Return ditunjukkan mengenai tingkat pengembalian sesungguhnya dari deposito perbankan.

Angka ini diperoleh dengan mengurangi tingkat suku bunga deposito yang tercantum di bank dengan inflasi yang berlaku, pajak atas bunga, dan risiko kredit.

"Deposan pada 8 negara dari 10 negara Asia yang diteliti mengalami tingkat pengembalian deposito riil yang negatif," tulis laporan Manulife itu.

Dari ukuran Bona Fide Real Return dalam setahun terlihat bahwa selama 10 tahun terakhir, yaitu periode 1 Januari 2003 hingga 31 Desember 2012, tingkat pengembalian deposito hanya sedikit yang positif. Pengembalian sebesar 0,6 persen tercatat di Malaysia dan 0,4 persen di Jepang.

Sementara itu, dari 10 negara yang disurvei, Indonesia menempati posisi terendah, yakni minus 2,3 persen. Kondisi hampir mirip dialami Vietnam, dengan pengembalian minus 2,2 persen dan minus 2,3 persen di Filipina.

Hasil riset itu juga mengungkapkan bahwa dalam rumah tangga di lima negara terkaya di Asia pun mengalami risiko pensiun dengan jumlah aset yang berlimpah, tetapi miskin dari segi pendapatan. Karena, sumber penghasilan mereka tidak dikerahkan secara efisien.

Sebagai contoh, dari riset ini ditemukan bahwa sekitar 50 persen kekayaan finansial di 10 negara yang diteliti, mengalokasikan pada instrumen deposito. Bahkan, di Indonesia, dari rumah tangga yang diteliti ternyata mengalokasikan sekitar 94 persen dari kekayaan finansial mereka di deposito.

"Meskipun memiliki tingkat pengembalian riil yang rendah," tulis laporan itu.

Michael Dommermuth, President International Asset Management dan Manulife Asset Management, menjelaskan, banyak orang Indonesia yang sadar bahwa pajak penghasilan menurunkan penerimaan bunga mereka. Namun, tidak banyak yang mempertimbangkan faktor-faktor seperti inflasi dan risiko kredit.

"Faktor-faktor ini berdampak serius terhadap tingkat pengembalian deposito," ujarnya.

Kondisi ini, menurut dia, menegaskan pentingnya perusahaan manajer investasi dalam memberi nasihat perencanaan pensiun serta solusi investasi yang tepat bagi investor.

Untuk Indonesia, riset Manulife itu juga menjelaskan, penghasilan dari bunga secara final dibebankan pajak 20 persen. Kondisi ini secara signifikan mengurangi tingkat pengembalian deposito.

"Hal ini pula yang menjelaskan mengapa angka Bona Fide Real Return di Indonesia menjadi yang terendah di antara negara-negara yang diteliti," tulis laporan itu.

Berbeda dengan penabung di Singapura dan Vietnam, mereka tidak dikenakan pajak atas penghasilan dari bunga.

Sementara itu, untuk risiko kredit, yakni potensi bank untuk gagal bayar, baik pembayaran bunga maupun pengembalian dana deposan, terkait erat dengan kualitas skema jaminan deposito pemerintah. Indonesia menghadapi tantangan dalam kategori ini.

Dua dari tiga besar lembaga pemeringkat kredit memberikan "investment grade" atau layak untuk berinvestasi bagi Indonesia. Sementara itu, sistem perbankan di Indonesia memiliki peringkat kredit anchor standalone "bb".

Kubu Anies dan Ganjar Ingin Hadirkan Menteri jadi Saksi di MK, Airlangga Hartarto Beri Jawaban

Peringkat ini menunjukkan bahwa potensi risiko yang lebih tinggi harus diperhitungkan ketika mempertimbangkan tingkat pengembalian deposito.

Selanjutnya, untuk faktor inflasi, pendapatan bunga di sebagian besar negara tergerus oleh inflasi. Di Indonesia, tingkat suku bunga simpanan yang telah disesuaikan dengan inflasi pada akhir 2012 adalah 1,2 persen sebelum pajak.

Kondisi ini, menurut riset itu, mencerminkan tingkat pengembalian positif, tetapi kurang dari angka nominal yang diiklankan oleh lembaga perbankan.

"Bona Fide Real Return memperlihatkan keadaan mengkhawatirkan bagi orang-orang yang menyimpan dana untuk masa pensiun, yang sangat mengandalkan simpanan di deposito dan tabungan untuk memenuhi kebutuhan biaya sehari-hari," ujar Dommermuth.

Bona Fide Real Return secara jelas menggambarkan mengapa rekening tabungan seharusnya tidak dipergunakan sebagai kendaraan investasi jangka panjang di Indonesia dan negara-negara lain yang diteliti.

Alternatif investasi
Legowo Kusumonegoro, Presiden Direktur PT Manulife Aset Manajemen Indonesia menjelaskan, penabung dan pensiunan di Indonesia harus mempertimbangkan alternatif investasi lain yang berpotensi untuk memberikan tingkat pengembalian yang lebih tinggi dari deposito.

"Reksa dana dapat menjadi solusi investasi bagi penabung yang mengharapkan tingkat pengembalian tinggi dan sekaligus menyediakan arus kas untuk kebutuhan bulanan," ujarnya.

Berduka Atas Meninggalnya Ayah Nassar, Inul Daratista Beri Doa Terbaik

Berikut tingkat pengembalian deposito dari 10 negara yang disurvei Manulife:

1. Malaysia 0,56 persen
2. Jepang 0,35 persen
3. Hong Kong -0,19 persen
4. Taiwan -0,68 persen
5. China -0,80 persen
6. Singapura -1,36 persen
7. Thailand -1,94 persen
8. Vietnam -2,22 persen
9. Filipina -2,25 persen
10. Indonesia -2,31 persen

Live World Boxing Welter Super WBO dan WBC, Tszyu vs Sebastian Fundora Tayang Akhir Pekan di tvOne
Nagita Slavina

Respons Nagita Slavina Saat Tyas Mirasih Ingin Jual Tas demi Biaya Pengobatan

Tyas Mirasih saat itu ingin menjual tas miliknya kepada Nagita dan Raffi untuk membantu biaya pengobatan sang ibunda.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024