Jika AS Gagal Bayar, Ini Dampaknya bagi Indonesia

Rupiah melemah/Ilustrasi.
Sumber :
  • VIVAnews/Muhamad Solihin
VIVAnews - Pemerintah Amerika Serikat dihadapkan pada permasalahan baru. Jika sebelumnya mereka dipusingkan dengan kebuntuan anggaran di Kongres, sehingga berujung dengan berhentinya kegiatan pemerintah atau government shutdwon, kini negara Paman Sam tersebut mulai dibayangi ancaman gagal bayar atau default utang jatuh tempo.
Terpopuler: Harga Toyota Fortuner Hybrid, Land Cruiser Tangguh Versi Murah

Chief Economist Business and Economic Research PT Bank CIMB Niaga Tbk, Winang Budoyo, Kamis 10 Oktober 2013, mengatakan, jika default terjadi, akan memberikan tekanan pada nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
Timur Tengah Memanas, Australia Peringatkan Warganya Segera Tinggalkan Israel

"Kalau kasus ini berkepanjangan dan menimbulkan ketidakpastian, serta berlangsung terus, investor akan memilih dolar sebagai aset yang likuid. Dengan demikian, akan menekan nilai tukar rupiah juga," kata Winang di acara CIMB Niaga Economic Outlook 2014 di Jakarta.
Program Beasiswa Kuliah S1 di Jepang, Bebas Biaya dan Dapat Uang Saku Rp12 Juta Perbulan

Winang melanjutkan, Amerika juga harus mewaspadai adanya penurunan peringkat dari lembaga pemeringkat S&P. Peringkat ini terkait dengan kemampuan bayar utang Amerika yang akan jatuh tempo pada 17 Oktober mendatang.

Tidak hanya itu, dia melanjutkan, jika peringkat turun, imbal hasil (yield) global bond akan naik, dan investor asing akan keluar dari Indonesia. Ujungnya, nilai tukar rupiah akan melemah.

Kondisi ini, dia menjelaskan, dapat membuat BI kembali menaikkan suku bunga acuan untuk menjaga kestabilan ekonomi di Tanah Air. "Dampaknya ke emerging market, investor akan kembali ke Amerika, ini tanda-tandanya seperti bulan Mei lalu," jelasnya. (art)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya