Pembebasan Bea Impor Kedelai Dinilai Rugikan Petani

Panen kedelai
Sumber :
  • Antara/ Budi Afandi
VIVAnews - Pemerintah telah memberlakukan bea masuk 0 persen pada kedelai. Aturan ini bersifat sementara dan berlaku mulai bulan Oktober, nyaris bertepatan dengan pemberlakuan HBP (harga beli petani) kedelai sebesar Rp7.400 per kilogram yang mulai berlaku pada awal Oktober ini.
Catherine Wilson Tuntut Nafkah Rp100 Juta Per Bulan, Idham Masse Ungkap Hal Mengejutkan

Pada Senin 14 Oktober 2013, Aliansi untuk Desa Sejahtera (ADS) mengatakan bahwa pemberlakuan bea masuk kedelai yang semula 5 persen ini bisa membuat produk petani kedelai kompetitif dan bisa membuahkan keuntungan bagi mereka. Tapi, pemerintah menurunkan bea masuk hingga nol persen. Inilah yang dinilai bahwa pemerintah "takut" untuk melindungi petani kedelai lokal.
3.37 Mln Hectares Palm Plantation Inside Forest Area, KLHK Identifies

"Sebenarnya, produsen kedelai di Brazil dan Argentina itu berani menentukan bea masuk sebesar 14-16 persen. Itu tidak menjadi masalah. Itu bisa membuat kedelai kita jauh lebih kompetitif," kata Koordinator ADS, Tejo Wahyu Jatmiko, dalam acara "Indonesia Darurat Pangan" di Bakul Koffie, Jakarta.
AC Milan Jangan Gegabah Ganti Pioli dengan Conte

Menurut Tejo, seharusnya pemerintah lebih memperhatikan kepentingan produsen kedelai lokal. Jangan serta-merta membebaskan bea masuk menjadi nol persen. Sebab, ini berkaitan dengan kepentingan hidup masyarakat.

"Jangan takut. Paling-paling dituntut di WTO (World Trade Organisation) dan itu butuh waktu panjang. Justru ketakutan kita akan dibalas kalau tidak kreatif. Kita, kan, masih bisa mengimpor dari negara lain. Dengan adanya regionalisasi pasar, kita harus tetap melindungi produsen kita," kata dia.

Hal senada diucapkan oleh petani kedelai. Seorang petani asal Nganjuk, Jawa Timur, Ahmad Saiku, mengeluhkan adanya pemberlakuan bea masuk ini. Pemberlakuan bea masuk 0 persen ini justru membuat para petani tidak bersemangat. Padahal mereka sudah senang dengan adanya pemberlakuan harga beli petani (HBP) sebesar Rp7.400 per kilogram. "Kami otomatis tidak semangat," kata Ahmad.

Dia menilai, kedelai impor yang dipasok dari negara seperti Brazil dan Amerika sudah mendapat subsidi dua kali, yaitu subsidi dari pemerintah negara asalnya dan subsidi dari Indonesia. Belum lagi ditambah dengan insentif berupa tarif impor 0 persen bagi importir terhadap komoditas pangan ini. "Seharusnya, insentif ini diberikan kepada petani," kata dia.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya