Energi Mega Akuisisi Blok Migas Mozambik Rp1,9 Triliun

Proyek Energi Mega Persada.
Sumber :
  • energi-mp.com

VIVAnews - PT Energi Mega Persada Tbk telah mengakuisisi kontrak konsesi eksplorasi dan produksi (Exploration and Production Concession Contract/EPCC) minyak dan gas Blok Buzi EPCC di Mozambik, Afrika. Dengan aksi korporasi ini, Energi Mega akan memiliki 75 persen hak partisipasi (participating interest) di Blok Buzi EPCC.

Blok tersebut berekanan dengan pemerintah Mozambik, melalui Empressa Nacional de Hidrocarbonetos (ENH) yang menguasai 25 persen kepemilikan. Blok yang diakuisisi senilai US$175 juta atau setara Rp1,96 triliun ini diproyeksikan mulai berproduksi pada 2017.

"Energi Mega membiayai akuisisi tersebut melalui kombinasi antara dana kas internal perusahaan dan fasilitas pinjaman," kata Presiden Direktur Energi Mega Persada, Imam Agustino, dalam keterangan tertulis, akhir pekan ini.

Blok Buzi EPCC memang sudah menjadi incaran banyak perusahaan migas internasional, khususnya setelah ditemukan gas dengan cadangan terbukti dan terukur sebanyak 283 miliar kaki kubik. Selain itu, blok ini diperkirakan memiliki sumber daya gas produktif sekitar 13,4 triliun kaki kubik. 

"Mozambik telah berkembang menjadi raksasa baru penghasil gas alam," kata Imam.

Menurut dia, di Mozambik ditemukan lebih dari 100 triliun kaki kubik gas baru, dan akan menjadi wilayah berkembang untuk minyak, terutama gas. Bahkan, Mozambik bisa menjadi eksportir gas alam cair LNG terbesar ketiga di dunia.

Sejumlah perusahaan multinasional besar secara aktif melakukan eksplorasi, penilaian, dan pengembangan temuan gas mereka menjadi proyek LNG di Mozambik.

"Kami sangat senang dengan masuknya kami ke Mozambik pada tahap awal pengembangan gas melalui kemitraan dengan pemerintah setempat," ujar dia.

Kerja sama ini, menurut dia, menunjukkan bahwa perusahaan minyak dan gas Indonesia sudah mampu bersaing di kancah internasional dengan berfokus pada inovasi teknologi, transparansi, dan kesetaraan.

Sebagai perusahaan hulu migas swasta publik terbesar di Indonesia untuk kapasitas produksi, Imam menambahkan, Energi Mega sejak beberapa tahun lalu aktif mengakuisisi blok migas di Indonesia. Perseroan juga mulai mencari cadangan baru di luar negeri, mengingat kebutuhan energi yang semakin meningkat di negara-negara berkembang, khususnya Asia dan Afrika.

Seiring dengan pencarian cadangan baru, strategi perseroan adalah fokus pada inovasi teknologi untuk meningkatkan produktivitas aset, peningkatan tata kelola, dan kultur perusahaan, serta peningkatan kualitas kesehatan keuangan perseroan.

"Salah satunya adalah dengan pembayaran utang perseroan dengan lebih cepat ke Credit Suisse senilai US$200 juta beberapa bulan lalu," tuturnya.

Selain itu, dia melanjutkan, Energi Mega meningkatkan kerja sama dengan perusahaan-perusahaan internasional untuk meningkatkan kapasitas dan kredibilitas perseroan. Upaya ini menjadi pilar utama untuk meningkatkan nilai bagi pemegang saham.

"Terutama, sejak Blok Buzi EPCC ini diakui sebagai aset bernilai tinggi dibandingkan dengan risikonya yang sangat terukur," tambah Imam.

Kelebihan Blok Mozambik
Selain 283 miliar kaki kubik cadangan gas terbukti dan terukur, Blok Buzi EPCC juga memiliki berbagai kelebihan lain. Pertama, sebanyak 13,4 triliun kaki kubik sebagai potensi sumber daya gas yang besar ini, berasal dari prospek gas yang berisiko rendah dan mirip dengan struktur geologi dari penemuan-penemuan yang ada.

Selain itu, lokasi strategis yang dikelilingi oleh beberapa blok yang telah memproduksikan gas seperti Pande, Temane, dan lapangan minyak Inhassoro. Selanjutnya, produksi komersial jangka menengah diperkirakan mulai 2017.

"Ketentuan bagi hasil kontrak konsesi juga menarik," ujar Imam.

Kelebihan lainnya adalah infrastruktur pipa gas yang sudah tersedia dari Mozambik ke Afrika Selatan, dengan tingkat permintaan gas yang tinggi untuk keperluan dalam negeri dan ekspor.

"Terutama untuk pembangkit listrik dan industri petrokimia Mozambik, khususnya gas alam sebagai bahan baku untuk produksi pupuk," tuturnya.

Mozambik dikenal di industri migas dunia sebagai negara yang memiliki kandungan gas yang prospektif. Selain itu, reformasi yang dilakukan pemerintah itu dalam membuka diri terhadap modal internasional membuat Mozambik dikenal memiliki iklim bisnis dan investasi yang menarik, bahkan salah satu yang terbaik di Afrika.

Sebelum Energi Mega Persada, beberapa perusahaan internasional yang sudah beroperasi di Mozambik adalah Anadarko (Amerika), ENI (Italia), Total (Prancis), Sasol (Afrika Selatan), PTTEP (Thailand), Statoil (Norwegia), CNPC (China), ONGC (India), Mitsui E&P (Jepang), dan Petronas (Malaysia).

Legenda Sepakbola Brasil Romario Umumkan Comeback di Usia 58 Tahun

Perusahaan besar seperti BP dan Shell dilaporkan akan menjadi kompetitor raksasa untuk sumber daya hidrokarbon di negeri tersebut.

 Guru Besar Ilmu Politik Universitas Nasional (Unas) Yuddy Chrisnandi

Yuddy: Sikap Prabowo Tunjukkan Kepekaan atas Kondisi Geopolitik

Menpan RB periode 2014-2016 itu pun menilai, bahwa ada arahan dari Prabowo Subianto yang meminta agar para pendukungnya membatalkan aksi turun ke jalan di depan gedung MK

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024