- VIVAnews/Ikhwan Yanuar
VIVAnews - PT Kereta Api Indonesia (KAI) akan membuka kembali jalur Bogor-Sukabumi (sebelumnya disebut Jakarta-Sukabumi) pada 9 November mendatang. Vice President General Affairs KAI, Sukendar, Senin 28 Oktober 2013, mengatakan, sedikitnya terdapat empat kereta yang akan melintasi jalur yang telah lama ditutup itu.
"Dulu, jalur rel itu kami pakai, terakhir 15 Desember 2012," kata Sukendar saat ditemui di acara penandatanganan nota kesepahaman antara KAI dan PT Bank CIMB Niaga Tbk di Jakarta.
Dia menjelaskan, empat kereta api itu terdiri atas tiga kelas ekonomi AC dan satu kereta eksekutif. "Karena, ini perjalanan jarak jauh," ujar dia.
Ia menambahkan, perjalanan kereta Bogor-Sukabumi akan memakan waktu dua jam. Harga tiket kereta ekonomi AC sebesar Rp15 ribu, sedangkan untuk kereta eksekutif dipatok Rp35 ribu. "Nantinya, kami harapkan tidak ada penumpang yang bergelantungan," tuturnya.
Tiap satu gerbong kereta ekonomi, menurut dia, sedikitnya terdapat 106 tempat duduk, sedangkan kereta eksekutif 50 tempat duduk. "Nanti dalam sehari ada tiga kali perjalanan kereta api," ungkap Sukendar.
Gagasan untuk menghidupkan kembali jalur kereta api Bogor-Sukabumi itu dilontarkan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Dahlan Iskan, pekan lalu.
Dalam sambutannya di acara pencanangan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan di kompleks Secapa, Sukabumi, Jawa Barat, Senin 21 Oktober 2013, Dahlan mengatakan, rencana itu terkait dengan banyaknya keluhan dari masyarakat mengenai sulitnya akses kendaraan jalur darat menuju Sukabumi.
Sementara itu, Direktur Utama KAI, Ignasius Jonan, pada Kamis 24 Oktober 2013, mengungkapkan, saat ini, perusahaan tengah mempersiapkan pengaktifan kembali jalur tersebut.
"Nanti, setelah itu giliran Cianjur-Sukabumi, tapi makan waktu. Kalau Cianjur makan waktu 2-3 bulan lagi," ujarnya.
Dia mengatakan, untuk rencana pengaktifan kembali jalur Bogor-Sukabumi itu, rangkaian kereta yang digunakan hanya mengalihkan dari jalur lainnya. "Kalau mau gerbong baru tunggu setahun," tambahnya. (umi)
Ini Penyebab Aset PLN Nusantara Power Melesat Jadi Rp 350 Triliun
PT PLN Nusantara Power mencatatkan kenaikan aset setelah proses transformasi dan rebranding dari PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB) menjadi subholding PT PLN (Persero).
