Sumber :
- VIVAnews/Fernando Randy
VIVAnews -
Bank Indonesia (BI) mengatakan bahwa kebijakan kenaikan BBM telah mengurangi tekanan pada neraca transaksi berjalan. Tapi, itu belum cukup memperkuat neraca transaksi berjalan.
"Kebijakan menaikkan harga BBM bersubsidi pada akhir Juni 2013 telah mengurangi tekanan terhadap kesinambungan fiskal meskipun belum cukup untuk memperkuat postur neraca transaksi berjalan," kata Gubernur BI, Agus Martowardojo, dalam "Sambutan Gubernur Bank Indonesia dan Banker Dinner 2013" di Gedung Kebon Sirih, Jakarta, pada Kamis malam, 14 November 2013.
![Halaman Selanjutnya]( "Halaman Selanjutnya")
"Kebijakan menaikkan harga BBM bersubsidi pada akhir Juni 2013 telah mengurangi tekanan terhadap kesinambungan fiskal meskipun belum cukup untuk memperkuat postur neraca transaksi berjalan," kata Gubernur BI, Agus Martowardojo, dalam "Sambutan Gubernur Bank Indonesia dan Banker Dinner 2013" di Gedung Kebon Sirih, Jakarta, pada Kamis malam, 14 November 2013.
Kemarin, Rabu, 13 November 2013, BI merilis keterangan resminya. Pada kuartal ketiga tahun ini, defisit neraca pembayaran sebesar US$2,6 miliar, sedangkan defisit pada triwulan sebelumnya sebesar US$2,5 miliar. Sedangkan pada kinerja transaksi berjalan turun dari 4,4 persen menjadi 3,8 persen, yaitu dari US$9,9 miliar menjadi US$8,4 miliar.
Pihak BI mengatakan bahwa penurunan tipis tersebut disebabkan oleh perbaikan kinerja transaksi berjalan. Kenaikan surplus neraca perdagangan nonmigas menyebabkan penurunan impor nonmigas lebih tinggi dibandingkan penurunan impor migas, berujung pada menurunnya defisit neraca transaksi berjalan.
Tidak hanya itu, BI juga telah membuat bauran-bauran kebijakan, mulai dari menaikkan suku bunga BI (BI rate) sebesar 175 bps menjadi 7,5 persen selama Juni-November 2013, memperkuat operasi moneter, melakukan stabilisasi nilai tukar rupiah, memperkuat kebijakan makroprudensial, memperkuat kerja sama antarbank sentral dalam kebijakan moneter dan stabilitas sistem keuangan, dan koordinasi dengan pemerintah.
"Paket kebijakan Agustus dan paket kebijakan Oktober 2013 juga merupakan langkah awal yang positif," kata dia. (eh)
Halaman Selanjutnya
Kemarin, Rabu, 13 November 2013, BI merilis keterangan resminya. Pada kuartal ketiga tahun ini, defisit neraca pembayaran sebesar US$2,6 miliar, sedangkan defisit pada triwulan sebelumnya sebesar US$2,5 miliar. Sedangkan pada kinerja transaksi berjalan turun dari 4,4 persen menjadi 3,8 persen, yaitu dari US$9,9 miliar menjadi US$8,4 miliar.
