Pelindo III Terima Pinjaman Asing Rp1,4 Triliun

Dirut Pelindo III Djarwo Surjanto (kanan).
Sumber :
  • VIVAnews/Tudji Martudji (Surabaya)

VIVAnews - PT Pelabuhan Indonesia III mendapat pinjaman asing sebesar US$121 juta atau sekitar Rp1,4 triliun dari Credit Suisse dan Deutsche Bank Cabang London, Inggris.

Direktur Utama Pelindo III, Djarwo Surjanto, Senin 25 November 2013, menjelaskan bahwa dana itu dipakai untuk pembiayaan pengadaan 10 unit Ship to Shore Crane (STS) dan 20 unit Automated Stacking Crane (ASC). Kedua alat itu dibuat oleh Konecranes, perusahaan alat berat asal Finlandia yang akan dioperasikan di Terminal Teluk Lamong, Surabaya.

"Pinjaman dilakukan dengan skema Export Credit Agency melalui lembaga asuransi Finnvera asal Finlandia. Bunga pinjaman sebesar 1,29 persen dengan jangka waktu pembayaran selama 7 tahun," ujar Djarwo di Hotel JW. Marriott, Surabaya, Jawa Timur.

Penandatanganan perjanjian, ia melanjutkan, telah dilakukan oleh Pelindo III dengan bank, 30 Agustus 2013. Adapun perjanjian pengadaan 10 unit STS serta 20 unit ASC dilakukan oleh Pelindo III dan Konecranes pada 1 Maret 2013.

Alat yang dipesan oleh Pelindo III dari Konecranes sudah mulai dikerjakan dan akan datang secara bertahap mulai Januari 2014. Sebanyak 10 unit ASC yang datang dalam bentuk komponen, selanjutnya akan dirakit di Indonesia dan menyusul 5 unit STS didatangkan secara utuh.

"Sepuluh unit ASC dan lima unit STS lainnya akan dikirim pada 2016, setelah Terminal Teluk Lamong tahap kedua selesai dibangun," kata Djarwo.

Direktur Komersial dan Pengembangan Usaha Pelindo III, Husein Latief, dalam kesempatan terpisah menambahkan, alat yang digunakan di Terminal Pelabuhan Teluk Lamong menggunakan teknologi ramah lingkungan.

Paket Promo ke Destinasi Wisata Dunia Bisa Dapat Diskon Rp 12 Juta, Simak!

Sebagian besar alat yang dipakai menggunakan tenaga listrik. Termasuk STS dan ASC yang diproduksi oleh Konecranes.

"Selain ramah lingkungan, alat-alat tersebut juga berteknologi tinggi. ASC misalnya, operator tidak perlu di atas alat, tetapi cukup di dalam ruang operator, bahkan wanita juga dapat bertindak selaku operator," kata Husein.

Ia melanjutkan, Terminal Teluk Lamong dibangun beberapa tahap. Tahap pertama dibangun seluas 38,8 hektare dan akan dioperasikan pada 2014. Tahap kedua, luasnya mencapai 50 hektare pada 2016, dan akan terus dibangun hingga mencapai luas 386,12 hektare.

Terminal Teluk Lamong tahap pertama itu membutuhkan biaya sekitar Rp3,4 triliun, dan akan berlanjut hingga 2030.

Terminal Teluk Lamong dan MP3EI
Terminal Teluk Lamong merupakan megaproyek yang digagas oleh Pelindo III. Terminal tersebut mulai dibangun pada 2010 sebagai proyek perluasan dan penambahan kapasitas dari Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya.

Selain dilengkapi dengan alat-alat modern, Terminal Teluk Lamong juga akan didukung oleh monorel pengangkut petikemas (Automated Container Transporter/ACT). Guna mendukung pasokan arus listrik, Terminal Teluk Lamong juga akan didukung oleh Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) yang rencananya dibangun di terminal tersebut.

Pembangunan Terminal Teluk Lamong termasuk bagian dari Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI).  Dengan adanya Terminal Teluk Lamong diharapkan mampu mengurangi kepadatan arus kapal dan waktu tunggu kapal. sehingga dapat menekan biaya logistik nasional. (art)

Ketua Fraksi Demokrat di DPR Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas

Ibas Harap Prabowo-Gibran Penuhi Janji Politik saat Kampanye

Politisi yang akrab disapa Ibas, itu menyatakan siap bersinergi dan berkolaborasi, dalam pembangunan demi kesejahteraan rakyat. Transisi pemerintahan harus berjalan baik.

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024