Bukit Asam Kembangkan Proyek Gas Metana Batu Bara

PLTU Bukit Asam di Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan
Sumber :
  • Antara/ Zabur Karuru
VIVAnews - PT Bukit Asam Tbk menyatakan bahwa perseroan berniat mengembangkan bisnis coal bed methane (CBM) atau gas metana batu bara di Riau dan Sumatera Barat pada tahun depan. 
Kemenhub Pastikan Mudik 2024 Lancar, Intip Daerah Tujuan Terbanyak hingga Angkutan Terfavorit

"Untuk pengeboran gas CBM 2014, kami mendapatkan dua wilayah kerja baru. Kami memproses pengajuan aplikasinya, di Riau dan Sumatera Barat," kata Dirut Utama Bukit Asam, Milawarma, dalam konferensi pers 'Investor Summit and Capital Market Expo (ISCME) 2013' di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Rabu 27 November 2013.
5 Minuman Alami Bantu Atasi Radang Tenggorokan Selama Puasa

Dia mengatakan bahwa dari kedua wilayah tersebut diperkirakan akan menghasilkan gas sebesar 80 mmscfd. Untuk pengembangannya, perusahaan pelat merah ini menggelontorkan dana puluhan juta dolar.
Menginspirasi Generasi Baru, Fashion Crafty Jakarta Hadirkan Kolaborasi Fashion Photos Project 5

"Proyek CBM ini kami bagi menjadi dua tahap. Tahap pertama sebesar US$15 juta. Seluruhnya ada US$50 juta," kata Milawarma.

Milawarman mengatakan bahwa proyek CBM yang ada di Tanjung Enim, Sumatera Selatan akan bisa digunakan pada 2015. Saat ini, gas batu bara tersebut sudah berproduksi tapi baru dalam tahap uji coba.

"CBM sudah berjalan dan 2015 bisa full production. Produksi gas ini belum berskala deal, tetapi baru test trail," kata pria ini.

Bukit Asam menyatakan bahwa cadangan CBM di Tanjung Enim mencapai 0,8 triliun TCF dan produksi gasnya sebesar 40 mmscfd atau setara dengan kebutuhan bahan bakar untuk pembangkit listrik tenaga uap (PLTU).

Sebagai informasi, untuk periode Januari-September 2013, perusahaan pelat merah ini memperoleh net profit margin (NPM) sebesar 15,3 persen. Sedangkan laba bersih tercatat sebesar Rp1,24 triliun, dengan pendapatan sebesar Rp8,12 triliun.

Total angka penjualan pada periode tersebut, sebesar 11,36 persen atau naik sebesar 17 persen dibandingkan periode yang sama 2012 yang sebesar 11,24 persen.

Dari sisi ekspor, angka penjualannya naik sebesar 36 persen dari 6,22 juta ton pada periode yang sama tahun lalu menjadi 7,02 persen pada periode tahun ini. Pendapatan hasil ekspor sebesar Rp4,46 triliun. Sisanya, yang sebanyak 6,22 juta ton untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dengan pendapatan sebesar Rp3,64 triliun.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya