Rupiah Sentuh Rp11.930 per Dolar AS

Petugas menghitung tumpukan uang rupiah.
Sumber :
  • VIVAnews/Ikhwan Yanuar
VIVAnews
Kemenangan Prabowo-Gibran Diharap Jadi Peluang Kembangkan Ekonomi Berbasis Laut
- Nilai tukar rupiah pagi ini kembali melemah terhadap dolar AS. Data kurs referensi Bank Indonesia dalam Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) mematok rupiah di level Rp11.930 per dolar AS.

EVOS dan Pop Mie Rayakan 6 Tahun Kolaborasi, Perkuat Komitmen untuk Majukan Esport Indonesia

Pergerakan rupiah pada Kamis 28 November 2013 itu makin mendekati posisi Rp12.000 per dolar AS. Rupiah melemah 117 poin dibanding sehari sebelumnya di level Rp11.813 per dolar AS.
Pembunuhan di Wonogiri Ternyata Motifnya Sakit Hati, Korban Tidak Boleh Balikan dengan Mantan


Tren pelemahan rupiah di atas Rp11.700 sudah terjadi sejak 21 November 2013. Saat itu, rupiah bertengger di posisi Rp11.717, atau melemah dibanding sehari sebelumnya di posisi Rp11.631 per dolar AS.


Rupiah selanjutnya cenderung tertekan, dan mencatat level Rp11.900an per dolar AS pagi ini.


Ekonom PT BNI Securities, Heru Irvansyah, mengatakan, tekanan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih akan terus berlangsung. Kondisi ini akibat tingginya permintaan dolar AS untuk kebutuhan pembayaran utang dan bunga, karena adanya transaksi ekonomi sebelumnya.


"Tingginya permintaan dolar AS di pasar domestik memicu tekanan berkelanjutan terhadap rupiah seperti yang selama ini terjadi," ujar dia dalam analisisnya, hari ini.


Sebelumnya, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Difi A Johansyah, pernah mengatakan, nilai tukar rupiah sempat stabil pada Oktober lalu, karena dipengaruhi terkendalinya permintaan impor non migas, sejalan moderasi pertumbuhan ekonomi.


Selama bulan lalu, nilai tukar rupiah secara
point to point
menguat 2,73 persen (mtm) menjadi Rp11.273 per dolar AS. Namun, secara rata-rata melemah 0,14 persen (mtm) menjadi Rp11.343 per dolar AS.


Dia menjelaskan, perkembangan rupiah dipengaruhi kondisi pasar keuangan global selama Oktober 2013 yang cukup baik, serta penurunan ekspektasi inflasi domestik. Kondisi itu mendorong masuknya aliran modal asing ke instrumen pasar keuangan domestik, khususnya Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Surat Utang Negara (SUN).


"Ke depan, Bank Indonesia akan terus menjaga stabilitas nilai tukar rupiah sesuai dengan kondisi fundamentalnya," katanya.


Sementara itu, Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Mirza Adityaswara, menjelaskan, pelemahan rupiah saat ini dapat mendorong pengurangan impor. Perbankan pun bisa mengurangi kredit yang berorientasi impor.


"Dengan melemahnya rupiah, diharapkan impor barang, terutama barang yang tidak produktif bisa berkurang," kata dia. (eh)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya