Sumber :
- Antara/ Rosa Panggabean
VIVAnews
- Akhir-akhir ini rupiah kembali melemah, pagi tadi rupiah dibuka Rp12.018 per dolar AS. Namun, pelaku industri terigu mengaku tidak terusik adanya pelemahan rupiah ini.
"Saya lihat industri anteng-anteng saja. Kalau kami (produsen tepung terigu), kan, bergantung kepada dua hal, yaitu harga gandum luar negeri dan nilai tukar rupiah," kata Direktur Eksekutif Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia (Apegtindo), Ratna Sari Loppies, di Jakarta, Jumat 29 November 2013.
"Saya lihat industri anteng-anteng saja. Kalau kami (produsen tepung terigu), kan, bergantung kepada dua hal, yaitu harga gandum luar negeri dan nilai tukar rupiah," kata Direktur Eksekutif Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia (Apegtindo), Ratna Sari Loppies, di Jakarta, Jumat 29 November 2013.
Rattna menuturkana gandum--bahan baku tepung terigu--dipasok dari Kanada. Menurutnya, industri terigu tidak terlalu terpengaruh depresiasi rupiah karena pelemahan rupiah diimbangi dengan penurunan harga gandum luar negeri.
"Sepertinya hampir seimbang. Saya lupa berasa persen. Nilai tukar rupiah, kan, melemah 10-15 persen. Terus, harga gandum juga turun sekitar segitu. Pernah sempat di atas US$350 per ton. Kemarin US$280-290 per ton. Harga gandum turun karena produksinya meningkat," ujar Ratna.
Sayangnya, dia tidak menjelaskan berapa jumlah terigu yang dipasok ke Indonesia per tahunnya. "(Kebutuhan) terigu itu 5 juta ton per tahun. Saat ini, produksinya 4,5-4,8 juta ton," ungkap Ratna. (adi)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Rattna menuturkana gandum--bahan baku tepung terigu--dipasok dari Kanada. Menurutnya, industri terigu tidak terlalu terpengaruh depresiasi rupiah karena pelemahan rupiah diimbangi dengan penurunan harga gandum luar negeri.