Sumber :
- REUTERS/Yuya Shino
VIVAnews - Pasar saham Asia mengawali bulan ini, Senin 2 Desember 2013, dengan pergerakan bervariasi (mixed). Sebab, perhatian investor beralih ke data manufaktur dan aktivitas ekonomi China, yang merupakan negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia.
Data yang dirilis akhir pekan lalu, seperti dikutip dari laman CNBC, menunjukkan bahwa pertumbuhan aktivitas pabrik di China berada pada level tertinggi 18 bulan terakhir untuk November lalu, dengan indeks manajer pembelian resmi (PMI) di 51,4, di atas ekspektasi.
Indeks acuan Jepang, Nikkei 225 naik tipis 0,1 persen di awal perdagangan hari ini, sedikit berubah dari penutupan Jumat lalu. Sebab, para pedagang sepertinya mengambil jeda setelah Nikkei naik hingga 9,3 persen, yang menjadi kenaikan Nikkei tertinggi pada November lalu.
Baca Juga :
Haru, Alyssa Soebandono dan Dude Harlino Menangis Saat Pertama Dengar Suara Anak Perempuannya
Namun, bursa patokan Australia bergerak lebih rendah 0,4 persen saat dibuka. Sebab, investor memilih berhati-hati sebelum bank sentral negara tersebut memutuskan tingkat suku bunga pada Selasa besok.
Bank sentral Australia diperkirakan tetap mempertahankan suku stabil pada rekor rendah 2,5 persen.
"Ekspektasinya penurunan suku bunga terjadi sekitar 25 basis poin mendekati nol dan tidak mungkin untuk bergerak sama sekali dalam 12 minggu ke depan. Apa yang kita lihat adalah, apakah hal itu akan terus membuat mata uang Australia melemah," kata Evan Lucas, analis pasar IG.
Sementara itu, indeks saham Korea Selatan, Kospi naik 0,1 persen setelah data yang dirilis Senin pagi ini menunjukkan bahwa aktivitas industri manufaktur November berada di level tertinggi enam bulan terakhir. (eh)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Bank sentral Australia diperkirakan tetap mempertahankan suku stabil pada rekor rendah 2,5 persen.