Bermodal Koran Bekas, Napi Ini Hasilkan Miniatur "Harley Davidson"

Karya Ferdy Suprapto
Sumber :
  • VIVAnews/Arie Dwi Budiawati
VIVAnews - Jeruji besi rupanya tidak bisa menghalangi seorang narapidana (napi) untuk berkreasi. Buktinya, miniatur sepeda motor dan rumah gadang berbahan koran bekas ini lahir dari tangan seorang napi asal Jakarta.
Terpopuler: Beda Sikap Ria Ricis-Teuku Ryan Perlakukan Orang Tua, Mooryati Soedibyo Meninggal Dunia

Ketika berbincang dengan VIVAnews, Rabu 11 Desember 2013, Ferdy Suprapto, seorang napi lembaga permasyarakatan (lapas) kelas I Tangerang, mengatakan bahwa sejak masuk ke lapas tersebut, dia diberi pelatihan.
Chandrika Chika Terjerat Kasus Narkoba, Terkena Kutukan Podcast Deddy Corbuzier?

"Saya dipenjara pada 2010, karena kenakalan remaja," kata Ferdy sambil melinting gulungan koran dalam acara "Napi Craft and Katumbiri Expo 2013" di JCC Senayan, Jakarta.
Viral Seorang Remaja Jalan Puluhan Ribu Langkah demi Datang ke Masjid untuk Hal Ini

Di Lapas Tangerang, sering diadakan pelatihan bagi para warga binaan pemasyarakatan (WBP) untuk mengisi waktu luang. Tak terkecuali, penghuni lapas kelas satu ini.

Ferdy bersama tiga rekannya dilatih oleh lima orang petugas lapas untuk menghasilkan kerajinan tangan dari kertas koran. Dari kertas bekas itu, mereka menghasilkan tempat tisu, miniatur Rumah Gadang, motor Harley Davidson, bahkan perahu Pinisi.

Dalam kelompok yang beranggotan empat orang ini ada pembagian tugas. Ada yang bertugas melinting koran, menggunting, dan merakitnya menjadi bentuk-bentuk itu. Ferdy pun menjadi ketua dalam grup tersebut. "Saya yang kebagian merakit," kata pria berusia 29 tahun ini.

Lalu, bagaimana cara membuatnya? Pria yang dijerat hukuman lima tahun kurungan penjara ini menjelaskan, langkah awalnya adalah melinting kertas koran. "Kami menggunakan koran ini. Dipotong menjadi delapan bagian. Koran ini digulung, lalu dilinting," kata dia.

Langkah selanjutnya, kelompok tersebut membuat kerangka model dan membuat lempengan. Misalnya untuk tempat tisu, dari lintingan kertas koran. Satu lempengan biasanya terdiri atas 40-42 lintingan koran. "Lintingan dijajarkan, lalu diberi lem fox," ujarnya.

Setelah dilem, dikeringkan, lintingan-lintingan koran diwarnai dengan disablon. Lalu, gulungan kecil itu dirakit bersama kerangka sesuai model yang diinginkan. Masing-masing model memerlukan lintingan yang bervariasi.

"Kotak tisu perlu 180 lintingan, miniatur Harley 500 lintingan, dan Rumah Gadang ada 600 lintingan. Kalau Harley, kertas yang dipakai kertas dari tabloid karena lebih cerah. Kotak tisu pakai kertas koran," kata dia.

Bagaimana dengan harga? Tenang saja. Hasil kreasi Ferdy cs ini tidak mahal. Pembeli bisa merogoh isi kocek puluhan ribu rupiah per unit. "Kotak tisu harganya Rp50 ribu, Harley Rp80 ribu, dan Rumah Gadang Rp70 ribu," tuturnya.

Usaha yang dimulai sejak setahun lalu itu memerlukan modal awal yang sangat kecil, yaitu Rp10 ribu. Itu pun untuk membeli koran bekas dan lem fox. Tapi, jangan salah, omzetnya mencapai Rp200 ribu per hari.

"Untungnya buat modal lagi. Soalnya, harus ada laporan (keuangan)," kata dia.

Per hari, koran bekas yang dibutuhkan sekitar delapan kilogram. Dengan begitu, bisa dihasilkan sekitar 3-4 bentuk model. "Model apa saja," ujar dia.

Aneka karya yang mereka hasilkan, dijual di lapas tersebut. Ferdy menyebut bahwa mereka kebanjiran pesanan dari Jepang. Pemesan dari Negeri Sakura tersebut, mengorder ratusan kotak tisu.

"Empat bulan yang lalu, ada pesanan dari Jepang. Mereka memesan 400 kotak tisu dan (selesai) dua bulan," kata dia.

Sekadar informasi, pria ini diberi upah sebesar puluhan ribu rupiah per item. "Dia diberi upah Rp10 ribu per unit sebagai 'uang capek'," kata salah satu pegawai Lapas Kelas I Tangerang, Arief, kepada VIVAnews. (art)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya