Salju di Timur Tengah, Antara Bahagia dan Sengsara

Para pengungsi Suriah di tengah salju di kamp Beeka, Lebanon
Sumber :
  • REUTERS/Ahmad Shalha
VIVAnews -
Kata Ernando Ari Usai Timnas Indonesia U-23 Pecundangi Australia
Sepekan terakhir ini beberapa wilayah di Timur Tengah diselimuti salju tebal. Hal ini menjadi hiburan tersendiri bagi warga yang tidak melihat salju dalam waktu lama. Di sisi lain, cuaca dingin menambah penderitaan para pengungsi Suriah.

Kesaksian Menkeu soal Bansos di MK Dinilai Banyak yang Tak Sesuai Fakta di Lapangan

Diberitakan
Kebakaran Toko Bingkai Mampang, 5 Orang Terluka Dilarikan ke RS
Christian Science Monitor , udara dingin dan salju yang dibawa badai Alexa, menghantam sebagian besar Lebanon dan wilayah utara Suriah sejak pekan lalu. Salju juga terdapat di Yerusalem, Palestina dan Kairo serta Alexandria di Mesir. Di Suriah, salju menyelimuti kota Aleppo.

Salju yang telah puluhan tahun tidak datang di Timur Tengah ini disambut gembira warga. Mereka ke luar rumah dan bermain salju, membuat boneka salju dan main perang bola salju. Di Suriah, kedua kubu, baik pejuang dan tentara rezim berhenti saling serang karena salju yang tebal.


Menurut militan Suriah, beberapa hari terakhir sangat tenang, karena salju membuat semuanya tidak kuat berlama-lama di luar rumah. "Semua tentara kedinginan dan bersembunyi," kata pejuang bernama Abu Raed ini.


Dalam foto-foto
Reuters
, bahkan para pejuang Suriah terlihat santai bermain lempar salju. Mereka membuat boneka salju, disandingkan dengan senapan AK-47.


Namun salju tidak hanya membawa kebahagiaan, tapi juga kesengsaraan bagi beberapa orang. Di Gaza, lebih dari 500 orang dievakuasi karena rumah mereka diselimuti salju. Akibat badai juga, beberapa wilayah di Gaza ditimpa banjir, diperparah dengan dibukanya bendungan oleh Israel.


Namun yang paling menderita adalah para pengungsi Suriah di Lebanon yang jumlahnya lebih dari dua juta orang. Mereka hanya tinggal di dalam tenda plastik yang sudah pasti tidak mampu menahan dingin.


Seorang bayi pengungsi Suriah berusia tiga bulan meninggal dunia di pengungsian kota Akroum, Lebanon. Menurut petugas, bayi itu mengalami gangguan pernafasan dan udara dingin memperparah kondisinya.


Para pengungsi ini susah payah mempertahankan tenda mereka tetap berdiri, di tengah timbunan salju dan angin kencang. Kebanyakan tenda memang memiliki penghangat di dalamnya, namun bahan bakarnya mulai langka. Akhirnya mereka terpaksa mencari kayu bakar untuk penghangat.


"Sangat dingin di sini dan bahan bakar seperti emas," kata Ahmad Awadh, pengungsi di kamp Bekaa.


Jika matahari bersinar, para pengungsi ini membersihkan tenda mereka dari salju, menjemur pakaian dan mulai mengumpulkan lagi kayu bakar. Kerinduan mereka akan sanak famili di Suriah kadang tidak terbendung. Mereka mengaku tidak tahu bagaimana nasib kerabat yang terkepung tentara rezim.


"Kami menyaksikan berita, dan berharap sesuatu akan terjadi. Tapi sejujurnya, kami tidak yakin," kata Um Ammar, salah seorang pengungsi.


"Kami tidak ingin mengeluh terlalu banyak. Lagi pula, kami telah lolos dari kematian," kata pengungsi lainnya Um Mahmoud yang mengaku beruntung bisa melarikan diri ke Lebanon.



Bocah membuat boneka salju di Amman, Yordania

Bocah membuat bola salju di Amman, Yordania (Reuters)



Pejuang Suriah di Aleppo bermain lempar salju

Pejuang Suriah di Aleppo bermain lempar salju (Reuters)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya