Jadi Penyangga, Bulog Minta Cadangan Gula 300 Ribu Ton

Menteri Perdangan dan Menteri Pertanian Bahas Harga Daging Sapi
Sumber :
  • VIVAnews/Ikhwan Yanuar
VIVAnews - Pemerintah terus berusaha untuk menambah suplai gula agar ketersediaannya merata di seluruh daerah. Seba itu, pemerintah menunjuk Perum Bulog sebagai penyangga stok (buffer stock) untuk mengimpor gula.
2 Debt Collector yang Hendak Ambil Paksa Mobil Polisi di Palembang Jadi Tersangka

"Dewan gula mengusulkan angkanya 200-300 ribu ton. Kami akan sesuaikan dengan dewan gula dan Menko (Menteri Koordinasi Bidang Perekonomian). Kami akan mempertimbangkan, apa yang akan dilakukan Bulog," kata Menteri Perdagangan, Gita Wirjawan, di Kementerian Koordinasi Bidang Perekonomian, Jakarta, Rabu 18 Desember 2013.
Hubungan dengan Rizky Nazar Diduga Retak Lantaran Orang Ketiga, Instagram Syifa Hadju Diserbu

Selain itu, Gita menambahkan, Bulog juga diminta untuk membeli gula dari petani dalam negeri. Hal ini bertujuan untuk mencegah adanya rembesan gula rafinasi di sektor konsumsi.
Erick Thohir: Generasi Emas Timnas Indonesia Terus Ciptakan Sejarah Baru

"Bulog akan mempertimbangkan, termasuk akomodasi stok dari petani yang masih ada. Jangan sampai ada rembesan," ujar dia.

Untuk melakukan hal itu, pemerintah sedang mengkaji apakah Bulog bisa bekerja sama dengan pihak lainnya untuk melakukan hal itu. Entah itu pabrik gula, pabrik gula rafinasi atau perusahaan pelat merah.

"Kami melimpahkan kepada Bulog untuk mengevaluasi yang terbaik sesuai analisis cost, benefit, dan good corporate governance," kata dia.

Di tempat yang sama, Kepala Bulog, Sutarto Alimoeso, meminta cadangan gula sebanyak ratusan ribu ton untuk menyeimbangkan harga gula dengan pasokan.

"Bulog diminta menjadi stabilitator gula. Untuk itu, Bulog harus menguasai buffer stock, harus 300 ribu ton. Itulah yang kami harapkan untuk menyeimbangkan harga. Di daerah yang kurang, kami masukkan sehingga harga tidak bergejolak," kata Sutarto.

BUMN logistik ini tidak membatasi akan bekerja sama dengan pihak mana pun untuk mengimpor gula.

"Kami bekerja sama dengan siapa saja. Tentunya, alternatifnya bermacam-macam. Prinsipnya, sebanyak-banyaknya dari produksi dalam negeri, sama seperti beras," kata dia. (adi)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya