Kenapa Bisnis Elpiji Pertamina Rugi Rp22 Triliun

Kenaikan Harga Gas Elpiji
Sumber :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi
VIVAnews -
Plot Twist, Lee Mijoo Jalin Asmara dengan Pesepakbola Top Song Bum-keun
PT Pertamina (Persero) mengklaim bahwa kerugian perusahaan pelat merah ini dari bisnis elpiji 12 kg mencapai Rp22 triliun rupiah sejak 2008 hingga 2013. Kerugiannya didapat dari faktor harga gas dan kurs rupiah.

Isi Ramalan Prabu Jayabaya yang Sebut Cerminkan Pemimpin Indonesia

"Sejak tahun 2008, total kerugian elpiji 12 kg diperkirakan Rp22 triliun dan ini menunjukkan trennya akan meningkat," seperti yang dikutip dari data Pertamina yang diterima
Jadi Gampang Sakit, Benarkah Stres Mempengaruhi Sistem Imun?
VIVAnews pada Senin, 6 Januari 2014.


BUMN energi itu mencatat kerugian yang dideritanya sejak tahun 2008 hingga 2013. Pada tahun 2008, total kerugiannya mencapai Rp4,7 triliun dan turun menjadi Rp1,1 triliun pada 2009. Lalu, kerugiannya meningkat lagi menjadi Rp2,2 triliun pada 2010 dan terus meningkat menjadi Rp3,4 triliun pada 2011. Pada 2012, kerugian Pertamina dari elpiji biru tercatat Rp4,7 triliun pada 2012 dan sebesar Rp5,7 triliun pada 2013.


Pertamina mencatat harga elpiji 12 kg tidak pernah dinaikkan sejak Oktober 2009. Pada bulan itu, Pertamina menaikkan harga jual elpiji sebesar Rp5.850 per kg dari harga semula Rp5.750 per kg. Saat itu  biaya produksi mencapai Rp7.174 per kg. Sampai saat ini Pertamina tidak pernah menaikkan harga elpiji 12 kg, padahal biaya produksinya meningkat menjadi Rp10.165 per kg.


"Sejak 2009, harga CP (
contract price
) Aramco telah meningkat Rp3.790 per kg, sementara harga jual gas elpiji 12 kg tidak meningkat," kata perusahaan pelat merah itu.


Pada Oktober 2009, harga Aramco sebesar US$515 per metric ton. Pada 2013, harganya meningkat menjadi US$873 per metric ton. Sekadar informasi, konsumsi elpiji 12 kg mencapai 977 ribu ton pada 2013. Faktor rupiah pun juga menjadi penyebab perusahaan pelat merah ini tekor. "Karena faktor ini, perusahaan pelat merah ini merugi Rp5,7 triliun," kata dia. (eh)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya