- VIVAnews/Muhamad Solihin
VIVAnews - Hujan yang terus berlangsung merusak permukaan aspal jalanan. Hal ini tidak hanya terjadi pada jalan umum tak berbayar, tetapi juga jalan bebas hambatan.
Kepala Bidang Pengawasan dan Premantauan Badan Pengatur Jalan Tol, Albram Elsajaya Barus, kepada VIVAnews hari ini mengungkapkan setidaknya ada enam ruas jalan tol di wilayah Jabodetabek yang kondisinya bolong-bolong.
"Ada enam ruas yaitu tol Jakarta Outer Ring Road, tol Ulujami-Pondok Aren, tol Serpong-Pondok Aren, tol Jagorawi, Bogor Ring Road, dan Cinere-Jagorawi," katanya.
Menurut Albram, hal tersebut berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan oleh BPJT di ruas-ruas tol tersebut yang menemukan sejumlah lubang dan genangan air.
Albram menjelaskan hal itu telah disampaikan pada Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) dan mereka diminta untuk menutupi bolong-bolong tersebut.
Selain diminta memperbaiki, BPJT menurutnya, juga meminta BUJT memasang rambu-rambu agar pengguna jalan menurunkan kecepatannya saat memasuki jalan berlubang tersebut.
Tol Jagorawi, ujar Albram, menjadi juara dalam banyaknya lubang dibandingkan lima ruas tol lainnya.
Efek Hujan
Lebih lanjut dia memaparkan ada 37 lubang dan enam genangan di tol Jabodetabek. Pada tol JORR terdapat 30 lubang.
Selain enam ruas tol tersebut, yang mempunyai lubang terbanyak adalah tol Jakarta-Cikampek sebanyak 82 lubang, diikuti tol Cipularang sebanyak 72 lubang dan tol Padalarang-Cileunyi sebanyak 13 lubang.
Kepala BPJT, Achmad Gani Ghazali, sebelumnya mengatakan, sesuai aturan yang ada dalam standart Pelayanan Minimum (SPM), operator jalan tol harus segera menutup lubang-lubang tersebut paling lambat 2x24 jam.
Sekretaris Perusahaan PT Jasa Marga, David Wijayatno menuturkan, terdapat sekitar 900-an lubang yang ada di jalan tol yang dikelola oleh perseroan.
Jumlah ini besar karena lubang-lubang yang ada juga bertambah karena hujan, meski perusahaan telah berupaya menutupi kembali.
Jasa Marga sendiri sudah menyiapkan enam tim yang bertugas menutup lubang di tol Jakarta-Cikampek pada siang hari dan dua tim di malam hari. (ren)
Ngeri, Ada Ramalan Jayabaya Diduga Sebut Tanda Perang Dunia Ketiga
rabu Jayabaya (1135-1159) dikenal atas karyanya yang terkenal sebagai Ramalan Jayabaya. Ramalan tersebut terdokumentasikan dalam beberapa naskah seperti Serat Jayabaya
